Jakarta –Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian (Kementan), Kuntoro Boga Andri menyampaikan bahwa regenerasi petani merupakan kunci utama dalam menjaga ketahanan pangan nasional. Oleh sebab itu, petani milenial diharapkan dapat menginspirasi seluruh anak muda lainnya di Indonesia.
"Kita semua bisa menjadi pahlawan pangan. Dan saya kira dengan menjadi petani milenial kita bisa membantu ketahan pangan," kata Kuntoro.
Kuncinya hanya satu, tanam, tanam dan tanam. Karena sejatinya manusia membutuhkan makanan dan produksi akan berjalan setiap harinya.
Sejumlah petani milenial pun, mengajak anak muda Indonesia untuk menekuni dan menggeluti dunia pertanian. Sebab, dunia pertanian dinilai sangat menjanjikan dalam menambah penghasilan.
Salah satu petani milenial yang pernah ikut magang Kementan di Jepang adalah Agus Ali Nurdin. Dia menceritakan bahwa penghasilannya dari usaha tani bisa mencapai Rp 500 juta per bulan. Kini, hasil sayurannya bahkan mampu disuplai ke berbagai outlet, mall dan restoran Jepang yang ada di Jakarta.
"Kuncinya hanya satu, tanam, tanam dan tanam. Karena sejatinya manusia membutuhkan makanan dan produksi akan berjalan setiap harinya," kata Agus dalam acara Tik-Talk Kementan Jumat, 23 Oktober 2020.
Agus menegaskan, jika anak muda harus memanfaatkan waktunya untuk sesuatu yang lebih produktif juga mampu menjadi inisiator perubahan bangsa yang lebih baik. Agus pun berharap, anak-anak muda bangsa mampu memanfaatkan berbagai fasilitas dan menyerap program pemerintah yang berkaitan dengan pertanian.
"Saya sudah membuktikan bahwa binaan Kementan bisa produktif dan inovatif dalam memajukan sektor pertanian," katanya.

Di kesempatan yang sama, petani milenial lainnya Dedi Mulyadi menyampaikan bahwa kunci menjadi seorang petani sukses adalah keberanian dalam berinovasi. Dedi, adalah petani milenial yang sukses mengembangkan beras organik pringkasap.
Menurut Dedi, Jika keberanian sudah tertanam dalam diri, maka bukan hal mustahil Indonesia akan memiliki konglomerat muda yang berasal dari sektor pertanian."Selain berinovasi kita juga tidak boleh sendirian. Sebagai petani kita perlu tergabung dalam kelompok tani untuk menambah pengetahuan," ucap Dedi. Dari hasil bertani, Dedi mampu mengantongi omzet bersih hingga Rp 100 juta per bulan.
- Baca juga : Kementan Dorong Pemulihan Pangan di Asean dan Global
- Baca juga : Mentan: Food Estate Bisa Tingkatkan Pendapatan Petani
Selanjutnya ada Pradizzia Triane Intan yang merupakan seorang peternak telor ayam kampung. Meski usahanya masih baru, Pradizzia mengaku sangat termotivasi dengan pengusaha muda lain yang sukses beternak.
"Sebagai alumni dari Polbangtan (Politeknik Pembangunan Pertanian) Bogor, saya ingin memanfaatkan ilmu yang saya dapat ketika di Polbangtan. Saya berharap bisa memberikan lapangan pekerjaan nantinya," ujar Pradizzia.[]