TAGAR.id, Jakarta - Muncul kejadian Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak sapi di Gresik, Sidoarjo, Mojokerto dan Lamongan. Menyikapi hal ini, Kementerian Pertanian secara aktif telah melakukan upaya pencegahan terjadinya penyebaran dan tracing penyakit ini.
Hal tersebut disampaikan Nasrullah, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, di Jakarta, Sabtu 7 Mei 2022.
“Dua Laboratorium utama kita, Balai Besar Veteriner Wates dan Pusat Veteriner Farma (Pusvetma) Surabaya sebagai Lab rujukan PMK telah dari awal aktif melakukan tracing kasus ini. Saat ini kami koordinasi dengan Pemda Jawa Timur untuk melakukan lockdown zona wabah,” ujar Nasrullah.
Nasrullah menjelaskan pada awalnya kasus ini diketahui setelah hasil pemeriksaan PCR menunjukkan positif PMK, dan pihaknya telah melakukan rapat koordinasi bersama Gubernur Jatim dan 4 Bupati wilayah kasus PMK.
Adapun langkah darurat yang disiapkan untuk penanganan sebagai berikut:
1. Penetapan wabah oleh Menteri Pertanian berdasarkan surat dari Gubernur dan rekomendasi dari otoritas veteriner nasional sesuai dengan PP no 47/2014.
2. Pendataan harian jumlah populasi yang positif PMK.
3. Pemusnahan ternak yang positif PMK secara terbatas.
4. Penetapan lockdown zona wabah tingkat desa/kecamatan di setiap wilayah dengan radius 3-10 km dari wilayah terdampak wabah.
5. Melakukan pembatasan dan pengetatan pengawasan lalu lintas ternak, pasar hewan dan rumah potong hewan.
Saat ini kami koordinasi dengan Pemda Jawa Timur untuk melakukan lockdown zona wabah.
Hewan ternak sapi menderita penyakit mulut dan kuku atau PMK di Jawa Timur. Sedang ditangani Kementerian Pertanian. (Foto: Tagar/Kementan)
6. Melakukan edukasi kepada peternak terkait SOP pengendalian dan pencegahan PMK
7. Menyiapkan vaksin PMK.
8. Pembentukan gugus tugas tingkat provinsi dan kabupaten.
9. Pengawasan ketat masuknya ternak hidup di wilayah-wilayah perbatasan dengan negara tetangga yang belum bebas PMK oleh Badan Karantina pertanian.
Selanjutnya Nasrullah menjelaskan sejak hari Jumat tim pusat dan daerah sudah bekerja di lapangan. Harapannya dapat melokalisir zona penyakit dan tidak menyebar ke wilayah sentra sapi lainnya.
“Masyarakat kita mohon bantuan dan kerja samanya untuk tidak memindahkan atau memperjualbelikan sapi dari daerah wabah ke daerah yang masih bebas. Kita tangani bersama dan lokalisir wilayahnya,” ujar Nasrullah. []
Baca juga
- Mentan SYL Berikan Pembekalan Khusus untuk 745 Calon ASN Kementan
- DWP Kementan Gelar Baksos Sembako Pangan di Jakarta Utara
- Kementan: Penggunaan Anggaran Sudah On The Track
- Komisi IV Dorong Penambahan Anggaran di Kementan