Kemlu Pastikan Tak Ada WNI Jadi Korban Badai Hagibis

Kementerian Luar Negeri (Kemlu) menyatakan tidak ada warga negara Indonesia (WNI) yang tinggal di Jepang menjadi korban dalam badai Hagibis.
Ilustrasi Badai Hagibis. (Foto: Pixabay.com)

Jakarta - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) menyatakan tidak ada warga negara Indonesia (WNI) yang tinggal di Jepang menjadi korban dalam badai Hagibis di Jepang, pada Sabtu, 12 Oktober 2019.

"Namun, dilaporkan terdapat beberapa WNI yang rumahnya tergenang banjir, ujar Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kemlu Judha Nugraha melalui pesan singkatnya, Minggu, 13 Oktober 2019 seperti dilansir dari Antara.

Selain itu, menurut laporan yang ia peroleh pelancong asal Indonesia juga selamat dalam saat badai Hagibis menghampiri Negeri Sakura tersebut. "Beberapa turis WNI menginap di hotel sampai menunggu jadwal penerbangan," tuturnya.

Menurutnya, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi telah menginstruksikan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Tokyo dan Konsulat jenderal Republik Indonesia Osaka agar terus memantau dan membantu WNI yang terdampak badai Hagibis. Sebab, WNI yang tinggal di Jepang mencapai 56.346 orang.

Mata badai Hagibis menerjang Semenanjung Izu, barat daya Tokyo pada Sabtu, 12 Oktober 2019 dan bergerak ke pantai timur pulau utama Jepang dengan kecepatan angin 225 kilometer per jam. 

Menurut laporan badan penyiaran umum Jepang, NHK badai Habigibs telah mengakibatkan setidaknya 10 orang meninggal dunia, di antaranya dari Prefektur Chiba, Gunma, Kanagawa, dan Fukushima. Satu dari 10 orang yang meninggal dunia, merupakan pria 60 tahun yang jasadnya ditemukan di apartemen yang diterjang banjir di Kawasaki.

Selain 10 orang meninggal, badai Hagibis juga menyebabkan 16 orang hilang dan melumpuhkan ibu kota. Pasalnya, badai Hagibis membuat air sungai meluap dan membanjiri wilayah perumahan serta membuat hampir setengah juta rumah tidak teraliri listrik.

Pemerintah setempat telah meningkatkan status peringatan tentang hujan dan banjir di wilayah Kanto, yang terletak di sekitar Tokyo, karena Topan Hagibis merambat ke pesisir pantai timur laut Jepang.

Sementara pemerintah berpacu untuk mendata kerusakan akibat badai topan tersebut, peringatan yang sama untuk wilayah utara ibu kota juga mulai ditingkatkan pada Minggu pagi.

Badai Hagibis diperkirakan akan menuju ke laut pada Minggu malam setelah terus bergerak hingga ke pulau di bagian utara Jepang, Hokkaido. []

Berita terkait
Topan Hagibis Badai Terbesar yang Menerjang Jepang
Dalam 60 tahun terakhir Jepang yang ‘ramah’ dengan bencana alam belum pernah menghadapi ancaman topan sebesar Topan Hagibis
Jepang Bersiap Menghadapi Badai Besar Typhoon Hagibis
Topan Hagibis diperkirakan akan menjadi bencana yang terparah setelah terakhir terjadi pada 1958 silam.
Foto: Dampak Topan Hagibis yang Menghantam Jepang
Badan Meteorologi Jepang memperkirakan angin yang dihasilkan dari topan Hagibis mencapai kecepatan 216 kilometer per jam.
0
Penduduk Asli Pertama Amerika Jadi Bendahara Negara AS
Niat Presiden Joe Biden untuk menunjuk Marilynn “Lynn” Malerba sebagai bendahara negara, yang pertama dalam sejarah Amerika Serikat (AS)