Kenaikan Bitcoin: Dampak Positif dari Data Inflasi AS

Bitcoin menunjukkan performa positif dengan harga mencapai Rp 1,71 miliar, diparuhi oleh rilis CPI AS yang sesuai ekspektasi.
Grafik kenaikan harga Bitcoin. Sumber: Antara

Bitcoin (BTC) kembali menunjukkan performa yang mengesankan dengan tren positif yang konsisten dalam beberapa waktu terakhir. Berdasarkan data dari CoinMarketCap, harga Bitcoin mencapai level Rp 1,71 miliar, menguat 1,45% pada pukul 17.55 WIB, Minggu (19/1/2025). Kapitalisasi pasar Bitcoin hari ini mencapai Rp 33,98 kuadriliun, dengan volume transaksi sebesar Rp 815,16 triliun. Fully Diluted Valuation (FDV) berada di level Rp 36,09 kuadriliun, sementara volume/batas pasar mencapai 2,6% dalam 24 jam terakhir. Suplai beredar Bitcoin saat ini mencapai 19,81 miliar BTC.

Menurut data dari INDODAX pada Jumat (17/1/2025), kenaikan harga Bitcoin juga dipengaruhi oleh rilis Consumer Price Index (CPI) Amerika Serikat (AS) untuk Desember 2024. Inflasi tahunan tercatat sesuai dengan ekspektasi di angka 2,9%, mendorong nilai BTC melampaui US$ 102.000 atau sekitar Rp 1,6 miliar. Kenaikan ini juga diikuti oleh aset kripto lainnya, seperti Ethereum (ETH) yang mencapai Rp 54 juta, XRP di Rp 50 ribu, SOL di Rp 3,2 juta, dan XLM di Rp 7 ribu.

Mayoritas aset kripto lainnya turut mengalami tren kenaikan, memperkuat optimisme pasar. Kapitalisasi pasar Bitcoin saat ini berada di angka US$ 3,7 triliun, dengan total volume perdagangan mencapai US$ 183 miliar. Pada bulan sebelumnya, CPI tercatat sebesar 2,7%, di mana harga Bitcoin berada di kisaran US$ 90.000, naik dari sebelumnya US$ 87.000. Meski kenaikan CPI Desember sedikit lebih tinggi dari angka bulan lalu, hal ini dianggap tidak menunjukkan tanda-tanda inflasi yang memburuk.

CPI inti meningkat tipis sebesar 0,2%, lebih rendah dibandingkan perkiraan awal sebesar 0,3%. Namun, data tersebut tetap menjadi sinyal positif bahwa tekanan inflasi tetap terkendali. Dengan inflasi yang moderat, terbuka ruang bagi Federal Reserve (The Fed) untuk mempertimbangkan pelonggaran kebijakan suku bunga dalam beberapa bulan mendatang. CEO INDODAX, Oscar Darmawan, menilai bahwa lonjakan ini mencerminkan kuatnya kepercayaan investor terhadap Bitcoin sebagai aset lindung nilai.

"Kita melihat pola yang sama ketika inflasi mulai stabil dan kebijakan moneter cenderung melunak, Bitcoin mendapatkan momentum kenaikan. Dengan target inflasi The Fed berada di angka 2%, hampir tidak ada peluang pemotongan suku bunga di akhir bulan nanti," kata Oscar dalam keterangan tertulisnya, Minggu (19/1/2025). Optimisme ini diperkuat oleh stabilitas ekonomi global dan kepercayaan investor terhadap aset kripto sebagai alternatif investasi yang menjanjikan.

Berita terkait
Benarkah Bitcoin Sudah Terlalu Mahal? Indikator Ini Mengungkap Faktanya!
Harga Bitcoin (BTC) sering kali menjadi topik diskusi hangat di dunia cryptocurrency. Salah satu pertanyaan yang sering muncul harga Bitcoin.
Bitcoin Memasuki Fase Akumulasi dan Distribusi
Bitcoin sedang mengalami dua fase krusial, akumulasi dan distribusi, yang dapat menentukan arah harga aset kripto ini dalam beberapa minggu ke depan.
0
Kenaikan Bitcoin: Dampak Positif dari Data Inflasi AS
Bitcoin menunjukkan performa positif dengan harga mencapai Rp 1,71 miliar, diparuhi oleh rilis CPI AS yang sesuai ekspektasi.