TAGAR.id, Jakarta - Berbicara tentang gangguan kesehatan pada ibu hamil, salah satu yang sering dialami adalah morning sickness. Morning sickness biasanya muncul di pagi hari, tetapi ibu hamil juga dapat mengalami mual di siang hari, sore hari, maupun malam hari. Morning sickness dapat menyebabkan perut terasa tidak nyaman, serta gangguan lainnya. Prevalensi morning sickness pada ibu hamil mencapai 50–90%.
PAFI dengan alamat website https://pafitanahtoraja.org adalah salah satu organisasi kesehatan terbesar di Indonesia, yang sangat peduli dengan kesehatan masyarakat. Persatuan Ahli Farmasi Indonesia berupaya menjadi pilar utama dalam distribusi obat-obatan serta memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat.
Organisasi kesehatan PAFI aktif dalam memberikan edukasi mengenai penyebab morning sickness selama kehamilan, serta rekomendasi obat yang bisa dikonsumsi bagi penderitanya.
Apa saja faktor penyebab terjadinya morning sickness selama masa kehamilan?
Secara umum, morning sickness memang menjadi keluhan yang sering dialami selama masa kehamilan. Rasa perut yang tidak nyaman dapat mengganggu aktivitas serta mood. Hal ini terjadi, terutama setelah mengalami perubahan hormon secara signifikan pada masa trimester tertentu. Berikut adalah beberapa faktor penyebab terjadinya morning sickness yang perlu diperhatikan meliputi:
1. Adanay perubahan hormon
Perubahan hormon adalah penyebab utama morning sickness. Pada awal kehamilan, tubuh mengalami peningkatan signifikan dalam produksi beberapa hormon, terutama human chorionic gonadotropin (hCG) dan estrogen. Hormon hCG diproduksi oleh plasenta dan berfungsi untuk mempertahankan kehamilan dengan memelihara korpus luteum, yang memproduksi progesteron, sampai plasenta dapat mengambil alih fungsi ini. Peningkatan hCG yang cepat pada awal kehamilan dapat mempengaruhi sistem pencernaan, menyebabkan gejala seperti mual dan muntah.
2. Faktor genetik atau riwayat kehamilan
Faktor genetik dan riwayat kehamilan sebelumnya juga mempengaruhi kemungkinan seseorang mengalami morning sickness. Wanita yang pernah mengalami morning sickness pada kehamilan sebelumnya lebih berisiko mengalaminya lagi. Selain itu, jika ada riwayat keluarga yang mengalami morning sickness, maka risiko juga meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa ada komponen genetik yang berperan dalam gejala ini.
3. Kehamilan pertama dan kembar
Wanita yang hamil pertama kali memiliki risiko lebih tinggi mengalami morning sickness karena tubuh belum terbiasa dengan perubahan hormon yang signifikan. Selain itu, kehamilan kembar meningkatkan produksi hCG secara signifikan, sehingga risiko mengalami morning sickness lebih tinggi dibandingkan dengan kehamilan tunggal.
4. Stres dan kondisi psikologis
Faktor terakhir yang menyebabkan morning sickness adalah stres berlebih serta kondisi psikologis lainnya. Tingkat stres yang tinggi dapat memperburuk gejala morning sickness. Stres dapat mempengaruhi sistem pencernaan dan memperkuat gejala mual dan muntah. Selain itu, kondisi psikologis seperti kecemasan atau depresi juga dapat memperburuk gejala ini.
Apa saja obat yang tepat untuk mengobati morning sickness selama masa kehamilan?
PAFI (Persatuan Ahli Farmasi Indonesia) telah melakukan penelitian lanjut mengenai gejala serta penyebab morning sickness selama kehamilan. Berikut adalah beberapa jenis obat yang umum digunakan untuk mengurangi gejala morning sickness saat hamil serta membantu mengelola kondisi tersebut meliputi:
1. Antihistamin
Antihistamin seperti diphenhydramine sering digunakan untuk mengatasi mual dan muntah. Obat-obatan ini bekerja dengan menghambat histamin di otak yang dapat memicu mual. Namun, mereka dapat menyebabkan kantuk, jadi sebaiknya dihindari saat melakukan aktivitas yang memerlukan kewaspadaan penuh. Antihistamin ini umumnya aman digunakan selama kehamilan, tetapi konsultasi dengan apoteker tetap diperlukan.
2. Metoclopramide
Metoclopramide dapat membantu mempercepat pengosongan lambung dan mengurangi gejala mual. Namun, penggunaannya harus diresepkan oleh apoteker karena potensi efek samping seperti tremor atau gejala parkinson. Obat ini biasanya digunakan jika gejala mual sangat parah dan tidak merespons pada pengobatan lain.
3. Ondansetron
Ondansetron adalah obat yang lebih kuat yang dapat digunakan jika gejala mual sangat parah. Obat ini bekerja dengan mengurangi respons serotonin yang terkait dengan mual dan muntah. Meskipun umumnya aman, penggunaan ondansetron harus diresepkan oleh apoteker.
Selain mengonsumsi obat-obatan, beberapa cara lain untuk mengurangi morning sickness adalah minum air putih lebih banyak serta mengurangi konsumsi makanan pedas. Penting untuk selalu berkonsultasi dengan apoteker agar mendapatkan jenis obat serta dosis yang tepat sesuai kebutuhan.
Dapatkan informasi kesehatan serta layanan farmasi gratis dengan mengunjungi pafitanahtoraja.org melalui smartphone Anda. []