TAGAR.id, Jakarta - Menurut informasi dari idibaritoselatan.org, salah satu penyakit yang paling sering diderita oleh sebagian masyarakat Indonesia adalah jantung koroner. Sebanyak 702.880 orang meninggal akibat penyakit jantung, menurut IDI (Ikatan Dokter Indonesia), berdasarkan diagnosis dokter sejak tahun 2022.
IDI Kabupaten Barito Selatan adalah organisasi profesi yang menaungi para dokter di wilayah Barito Selatan, Kalimantan Tengah. Organisasi ini berfokus pada peningkatan kualitas pelayanan kesehatan dan pengembangan profesi kedokteran.
IDI Kabupaten Barito Selatan menjelaskan bahwa penyakit jantung koroner menjadi penyebab utama kematian bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Gaya hidup yang tidak sehat, dan komplikasi dapat menyebabkan penyakit jantung koroner.
IDI Barito Selatan menjelaskan pentingnya program kesehatan terutama edukasi terkait bahaya penyakit jantung koroner. Pada artikel kali ini, kita akan membahas lebih dalam mengenai apa saja penyebab terjadinya penyakit jantung koroner serta pengobatan yang tepat bagi penderitanya.
Apa saja penyebab terjadinya penyakit jantung koroner?
Dilansir dari laman https://idibaritoselatan.org, penyakit jantung koroner (PJK) adalah kondisi yang terjadi akibat penyempitan atau penyumbatan arteri koroner, yang disebabkan oleh penumpukan plak lemak (aterosklerosis) di dinding arteri. Berikut adalah penyebab utama terjadinya penyakit jantung koroner meliputi:
1. Adanya gejala aterosklerosis
Aterosklerosis adalah proses penumpukan plak lemak, kolesterol, dan zat lain di arteri koroner, menyebabkan arteri menyempit dan mengurangi aliran darah ke jantung.
2. Perokok aktif
Perokok aktif adalah penyebab lainnya dari penyakit jantung koroner. Merokok adalah faktor risiko utama yang dapat merusak dinding pembuluh darah dan meningkatkan kemungkinan penggumpalan darah.
3. Hipertensi dan kolesterol tinggi
Salah satu faktor yang meningkatkan risiko penyakit jantung koroner adalah hipertensi yang tidak terkontrol, yang dapat menyebabkan pembuluh darah menebal dan menyempit. Kadar kolesterol jahat (LDL) yang tinggi dan kolesterol baik (HDL) yang rendah, selain tekanan darah tinggi, memiliki potensi untuk mempercepat proses aterosklerosis dan mengakibatkan penyakit jantung.
4. Obesitas atau kelebihan berat badan
Kelebihan berat badan atau obesitas memiliki efek negatif terhadap kesehatan Anda. Kelebihan berat badan atau obesitas dikaitkan dengan risiko hipertensi, diabetes, dan kadar kolesterol tinggi.
5. Faktor genetik atau riwayat keluarga
Faktor genetik dapat dikaitkan dengan berbagai penyakit, seperti kanker payudara dan penyakit jantung. Hampir 70 persen, penyakit jantung koroner di warisi oleh orang tua. Penting bagi Anda untuk rutin cek kesehatan setiap bulan untuk mengetahui gejala ataupun tanda penyakit jantung koroner.
Apa saja obat yang direkomendasikan untuk mencegah serta mengobati penyakit jantung koroner?
Penyakit jantung koroner (PJK) dapat diobati dan dicegah dengan berbagai obat yang ditujukan untuk mengatasi faktor risiko dan gejala yang terkait. Berikut adalah beberapa obat yang direkomendasikan untuk mencegah dan mengobati penyakit jantung koroner meliputi:
1. Aspirin
Dokter biasanya meresepkan aspirin sebagai pencegahan dan pengobatan penyakit jantung koroner karena dapat mencegah pembekuan darah dan mengurangi risiko serangan jantung.
2. Clopidogrel
Dokter akan memberi Anda obat clopidogrel, yang juga membantu mengatasi angina tidak stabil, gangguan tromboemboli, nyeri dada, pengobatan pasca pemasangan ring jantung, dan sindrom koroner akut.
3. Captopril
Captopril merupakan obat terbaik yang dapat menurunkan tekanan darah dan meningkatkan pasokan darah dan oksigen ke jantung.
4. Nitrat
Nitrat adalah obat-obatan untuk mencegah dan meredakan nyeri dada (angina) pada penderita penyakit jantung koroner.
Pengobatan penyakit jantung koroner biasanya melibatkan kombinasi dari beberapa obat di atas sesuai dengan kondisi pasien dan rekomendasi dokter. Jika pengobatan tidak efektif, prosedur medis seperti angioplasti atau bypass jantung mungkin diperlukan. []