Washington - Kepala ekonom Bank Dunia (World Bank) Pinelopi Kaujianou Goldberg Rabu, 5 Februari 2020 waktu setempat mengumumkan akan mengundurkan diri dari lembaga donor itu. Surat pengunduran dirinya sudah dikirim ke World Bank seperti yang diperoleh AFP, demikian dikutip dari Channel News Asia, Kamis, 6 Februari 2020.
Goldberg menyebutkan bahwa rencana pengunduran diri dari World Bank merupakan keputusan yang sangat sulit. Namun menurutnya keputusan itu harus ditempuh karena ia berfokus kembali mengajar di Universitas Yale, Amerika Serikat. Ia akan melepaskan jabatanna pada 1 Maret mendatang.
Dalam surat yang ditulis untuk staf World Bank, Goldberg bercerita bekerja sama dalam satu tim di World Bank merupakan pengalaman berharga dan bermanfaat. "Kami mendiskusikan bersama tentang kepedulian World Bank terhadap pembangunan ekonomi yang menciptakan peluang bagi kaum miskin," ucapnya.
Dalam surat terpisah, Presiden World Bank David Malpass menyebutkan Direktur Riset Aart Kraay sementara akan mengambilalih tugas Goldberg sampai World Bank mendapatkan kepala ekonom yang baru."Saya menghargai upaya Penny (Pinelopi Kaujianou Goldberg) dalam membangun koneksi lembaga dengan penelitian akademis mutakhir dan komitmennya untuk merekrut para ekonom muda berbakat bekerja di World Bank, kebijakan yang akan terus berlanjut meskipun Penny sudah tidak lagi di World Bank," ucapnya.

Goldberg yang merupakan keturunan Yunani - Amerika itu menjabat kepala ekonom pada akhir April 2018. Ia menggantikan Paul Romer yang mengundurkan diri menyusul pernyataan kontroversinya mengenai metode statistik Bank Dunia.
Goldber yang lulusan Universitas Freiburg di Jerman dan Universitas Standford Amerika Serikat pernah menjadi pimpinan redaksi (editor in chief) dan mengajar di Universitas Yale sebelum bergabung dengan World Bank.
Goldberg telah menghabiskan karirnya menguji banyak masalah paling kompleks yang mempengaruhi negara-negara berkembang, dan banyak membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan paling penting dan sulit. Penelitian Goldberg berfokus pada negara-negara berkembang. Ia menaruh minat pada efek perdagagan pada ketidaksetaraan dan produktivitas perusahaan, inovasi serta penegakkan hak kekayaan intelektual.[]
Baca Juga:
- Gegara Corona World Bank Revisi Pertumbuhan Global
- BI Ungkap 21 Proyek Investasi Senilai Rp 204 Triliun Akan Diteken di Pertemuan IMF-World Bank