Yogyakarta - Sampah merupakan salah satu masalah serius. Baik sampah dari bahan organik dan non organik, mengurangi keindahan menimbulkan bau tak sedap. Terlebih saat musim penghujan, keberadaan sampah kian menjijikkan. Sampah juga menjadi penyebab bencana banjir.
Persoalan sampah ini bisa disebabkan tingkat kesadaran masyarakat Indonesia yang masih rendah. Upaya pemanfaatan kembali sampah-sampah rumah tangga masih tergolong minim. Padahal sampah berupa barang bekas masih bisa digunakan kembali atau diubah menjadi bentuk lain yang bermanfaat.
Baca Juga:
Fakta ini dimanfaatkan oleh sekelompok mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) dengan memanfaatkan sampah atau barang bekas menjadi sesuatu yang bermanfaat. Salah satunya menyulap barang bekas menjadi souvenir keren berupa miniatur lokomotif uap. Karya ini berhasil meraih dana Dikti dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang Kewirausahaan tahun 2020.
Mereka adalah Enggista Hendriko Delano dan Abiyyu Amajida prodi Ilmu Keolahragaan, Asyam Alauddin prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Rizki Oktavianto prodi Pendidikan Akuntansi dan Retno Suci Agustin prodi Pendidikan Seni Rupa.
Komponen yang ada dalam miniatur ini berbahan dasar limbah dan barang-barang bekas tidak terpakai.
Enggista mengatakan, membuat miniatur lokomotif uap ini 100 persen menggunakan barang bekas seperti kaleng susu atau kaleng cat semprot, plastik, kayu maupun barang elektronik seperti kabel. “Komponen yang ada dalam miniatur ini berbahan dasar limbah dan barang-barang bekas tidak terpakai,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Tagar, Kamis, 14 Januari 2021.
Dia mengatakan, semua jenis limbah dapat terpakai dan dirangkai sedemikian rupa sehingga membentuk miniatur lokomotif kereta. Dia mengakui, butuh ketelitian dan keterampilan khusus untuk membuat miniatur ini karena tergantung pada imajinasi seseorang.
Mahasiswa UNY yang membuat miniatur lokomatif uap dari barang bekas. (Foto: Istimewa)
Setelah jadi, miniatur diletakkan pada tatakan kayu dan ditutup dengan kaca. Fungsi dari produk ini dapat sebagai hiasan rumah yang memiliki nilai edukatif tentang kereta api.
Retno Suci Agustin menjelaskan, bahan yang dibutuhkan semua barang bekas diantaranya kaleng, kabel, mur baut, triplek, seng, kayu, kaca dan paralon. “Alat yang digunakan yaitu gerinda, gunting, tang, lem korea, glue gun, cutter, gergaji besi, solder, palu dan cat semprot” kata Retno.
Proses pembuatannya dimulai dari perancangan produk yaitu membuat desain tatakan. ukuran lokomotif dan kaca penutup, setelah itu proses perakitan. Dalam perakitan ini kaleng ditempel dengan barang bekas yang lain seperti kayu, kabel dan paralon untuk roda lokomotifnya.
Baca Juga:
Perekatan menggunakan lem dan dibuat seestetik mungkin hingga mendekati bentuk lokomotif sebenarnya. Langkah terakhir yaitu finishing dengan memberi cat menggunakan cat semprot kaleng serta diletakkan dalam tatakan. Produk miniatur lokomotif siap dipasarkan.
Abiyyu menambahkan produk ini dinamai UNYLoko. Harapannya miniatur ini dapat dijual di kawasan Malioboro yang banyak memiliki toko souvenir. Selain itu pemasaran produk juga dilakukan dengan memanfaatkan media sosial dan toko jual beli online yang ada. “Pemilihan pemasaran melalui media tersebut berdasarkan pada tren yang sedang berlangsung di Indonesia," ungkapnya. []