TAGAR.id, Jakarta - Menurut informasi dari idibotawa.org, salah satu penyakit yang berbahaya bagi wanita adalah sifilis. Sejak tahun 2022, jumlah penderita sifilis di Indonesia mencapai 20.783 kasus. Sifilis, juga dikenal sebagai raja singa, adalah penyakit menular seksual (IMS) yang disebabkan oleh infeksi bakteri Treponema pallidum. Pria dan wanita dapat terkena sifilis, dan infeksi dapat menyebar melalui kontak seksual.
IDI Cabang Botawa menjelaskan bahwa sifilis merupakan sebuah. Penyakit yang dapat ditularkan melalui kontak seksual dan dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan jika tidak diobati.
IDI Botawa juga menjelaskan bahwa sifilis adalah penyakit yang paling umum di Indonesia. Papua memiliki jumlah kasus sifilis tertinggi dengan 3.864 kasus. Bali, Banten, dan Jawa Timur adalah provinsi lain dengan jumlah kasus tertinggi.
IDI selanjutnya melakukan penelitian terkait penyakit sifilis, apa saja penyebab seseorang mengidap penyakit sifilis kemudian rekomendasi obat yang dapat diberikan bagi penderitanya.
Apa saja penyebab terjadinya penyakit sifilis?
Dilansir dari laman https://idibotawa.org, penyakit sifilis, atau yang dikenal juga sebagai raja singa, adalah infeksi menular seksual (IMS) yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Penyakit ini dapat menyerang siapa saja, baik pria maupun wanita. Faktor penyebabnya meliputi:
1. Terinfeksi bakteri
Infeksi bakteri Treponema pallidum adalah penyebab utama sifilis. Bakteri ini masuk ke dalam tubuh melalui luka kecil pada kulit atau selaput lendir saat berhubungan seks dengan orang yang terinfeksi.
2. Adanya kontak seksual
Faktor penyebab lainnya adalah sifilis paling sering menyebar melalui hubungan seksual, baik vaginal, anal, maupun oral. Selain itu, kontak langsung dengan luka atau luka pada kulit penderita juga dapat menyebabkan penularan.
3. Penularan dari ibu ke bayi
Penyakit sifilis karena ibu dapat menularkan infeksi kepada bayinya selama persalinan, yang disebut sifilis kongenita. Penting bagi ibu hamil untuk rutin selalu cek kesehatan.
4. Berganti-ganti pasangan seksual
Melakukan hubungan seksual dengan pasangan yang setia dapat menurunkan risiko terkena sifilis, tetapi memiliki banyak pasangan seksual tanpa menjalani pemeriksaan kesehatan juga dapat meningkatkan risiko terkena infeksi.
5. Hubungan seksual pada sesama jenis
Pria yang melakukan hubungan seks dengan sesama jenis lebih rentan terinfeksi sifilis. Hubungan seksual yang tidak aman dapat menyebabkan berbagai penyakit di kemudian hari.
Apa saja obat yang direkomendasikan untuk mengobati sifilis?
Pengobatan sifilis umumnya dilakukan dengan menggunakan antibiotik untuk membunuh bakteri penyebab infeksi, yaitu Treponema pallidum. Berikut adalah beberapa obat yang direkomendasikan IDI untuk mengobati sifilis meliputi:
1. Erythromycin
Antibiotik golongan makrolida yang efektif melawan berbagai infeksi bakteri, termasuk sifilis. Dokter akan memberikan dosis 500 mg setiap 6 jam selama 14-30 hari tergantung pada stadium infeksi.
2. Penisilin
Obat kedua yang digunakan untuk mengobati sifilis adalah penilisin. Untuk sifilis tahap awal, satu suntikan diberikan. Namun, jika sifilis laten bertahan lebih dari satu tahun, dosis tambahan diperlukan. Karena merupakan pengobatan utama untuk semua stadium sifilis, penisilin aman digunakan pada wanita hamil.
3. Ceftriaxone
Antibiotik ini digunakan dalam beberapa kasus, terutama jika infeksi lebih kompleks. Dokter biasanya akan memberikan dosis 1 gram setiap hari selama 10-14 hari melalui injeksi intravena atau intramuskular.
Sebelum pengobatan dimulai, dokter biasanya melakukan pemeriksaan untuk memastikan diagnosis dan menentukan stadium penyakit. Pengobatan sifilis yang tepat dan cepat sangat penting untuk mencegah komplikasi serius. []