Jakarta - Lebih dari 15 ribu relawan berkumpul di kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta, memeriahkan pelantikan Presiden dan Wakil Presiden periode 2019-2024, Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin. Bahkan sebelum berangkat ke Kompleks Parlemen, Jokowi sempat turun dari mobilnya untuk menyapa para relawan tersebut. Massa relawan yang hadir berasal dari 14 organ Relawan Jokowi yang terhimpun dalam Komite Penggerak Nawacita (KPN).
Ketua Umum Barisan Relawan Jokowi Presiden (Bara JP), Viktor S. Sirait, mengatakan kehadiran para relawan tersebut sebagai bagian dari antusiasme dan ucapan syukur atas dilantiknya Jokowi sebagai presiden periode kedua.
"Ini bentuk kegembiraan kita dan ucapan syukur atas dilantiknya Pak Jokowi sebagai presiden periode kedua. Kita akan tetap mengawal dan membantu tugas-tugas Pak Jokowi untuk lima tahun ke depan," kata Viktor.

Sementara itu, Sekjen Sekretariat Nasional (Seknas) Jokowi, Dedy Mawardi, mengatakan, pihaknya mengadakan acara syukuran atraktif dalam pelantikan Presiden dan Wakil Presiden. Syukuran dihadiri oleh relawan Jokowi yang berasal dari berbagai daerah.
"15 ribu itu massa dari Bandung, Jabar, Lampung, Jateng, Banten, dan tentunya DKI Jakarta," kata Dedy.
Jubir KPN ini menjelaskan syukuran dan pesta rakyat atas pelantikan Jokowi- Ma'ruf Amin juga diisi dengan beberapa kegiatan seperti kesenian daerah dan nonton bareng.
"Tadi pagi juga ada pawai bendera merah putih terpanjang 200 meter. Ini simbol bahwa kita bersatu untuk merah putih," katanya.
"Tadi pagi juga ada pawai bendera merah putih terpanjang 200 meter. Ini simbol bahwa kita bersatu untuk merah putih," kata Dedy.
Ia yakin Jokowi-Ma'ruf mampu membawa rakyat Indonesia sejahtera. Dia menilai pergantian wakil presiden tidak akan banyak hambatan dalam pembangunan di Indonesia.
"Pergantian wakil presiden enggak masalah. Yang harus disinergikan Pak KH Maruf Amin dan Pak Jokowi ke depan harus satu kata. Kita mencontohkan 2014-2019, sekarang juga harus mengikuti visi Pak Jokowi 2019-2024 sehingga duet langgeng dan sukses," ujarnya.
"Pesan kami, Pak Jokowi harus tegas dalam menghadapi masalah radikalisme dan intoleransi," katanya. []Ia juga berharap penyebaran paham radikalisme bisa ditindak pemerintah sehingga tidak menjadi momok bagi bangsa Indonesia.
"Pesan kami, Pak Jokowi harus tegas dalam menghadapi masalah radikalisme dan intoleransi," katanya. []