Makassar, (Tagar 12/9/2018) - Abdul Rahim (43) tak terlukiskan gejolak perasaannya, rumah toko (ruko)nya di Jalan Bulukunyi Kelurahan Maricaya Kota Makassar habis dilalap api, Selasa subuh (11/9). Saat api membesar, ia lompat dari lantai dua setelah melempar anaknya yang berumur 4 tahun.
Ia dan anaknya yang berumur empat tahun bernama Aderaka itu selamat, hanya terluka ringan, namun istri dan dua anaknya yang lain meninggal dalam kebakaran tersebut.
Istrinya bernama Rosmiati (40), dua anaknya; Radianti (19) mahasiswa, dan Rafika Nur safitri (11) pelajar.
Mengenai lompatnya Abdul Rahim dan dilemparnya Aderaka itu menurut kesaksian Aisyah (36), saudara ipar sekaligus tetangga sebelah rumahnya.
Abdul Rahim entah kenapa melompat sendiri, tidak mengajak istri dan dua anaknya yang lain, hanya ia yang tahu. Ia masih dalam keadaan syok, belum bisa diajak bicara.
Aisyah mengatakan kebakaran terjadi sekitar pukul 04:16 Wita. Kebakaran melahap rumah Abdul Rahim hingga habis dan melahap rumah Aisyah pada bagian depan.
Ia bercerita, ia berada dalam rumah saat kebakaran terjadi. Ia saat itu bersama suami, dua anaknya dan seorang pekerja. Dalam kepanikan, Aisyah berusaha menyelamatkan anaknya, Sara (2) dan Gazali (5).
"Kami tidak keluar rumah karena api besar. Setelah api mati, kami bisa keluar," ujarnya.
Pada saat itu hanya M Sahlan, suami Aisyah, menerobos api keluar rumah untuk mencari pertolongan.
"Setelah ia keluar, ia tak bisa masuk ke dalam karena api sudah membesar," tutur Aisyah.
Saat api membesar itu Aisyah mengajak dua anaknya dan karyawannya lari ke lantai tiga, mendekati jendela.
"Supaya anak tidak menghirup banyak asap," katanya.
"Saya tidak tahu bagaimana kejadian kerena panik bagaimana supaya anak-anak bisa keluar dengan selamat, tapi kabel listrik yang meledak kentara sekali," lanjutnya.
Pusat kebakaran di ruko milik Abdul Rahim. (Foto: Tagar/Rio Anthony)
Ia menyebut saat menyadari adanya kebakaran, ia berusaha mencari jalan untuk keluar rumah. Namun saat membuka pintu, nyala api ternyata sangat besar. Ia kemudian kembali ke dalam, membawa anaknya ke lantai tiga, menunggu pertolongan pemadam datang.
"Tidak ada jalan, tidak mungkin saya pegang pintu karena panas sekali. Saya masuk ke dalam, langsung naik ke atas. Sekira 15 menit kemudian datang pemadam. Setelah padam, ada yang masuk dan kami keluar," ujar Aisyah.
Ia mengatakan, sebelum menutup rumahnya yang juga merangkap toko, anak pertamanya sempat main di rumah Abdul Rahim.
"Saya tidur jam dua-an. Yang di sebelah (rumah Abdul Rahim), penjual parcel, biasanya tutup jam 10 malam," katanya.
Kepala Bidang Operasional Dinas Pemadaman Kebakaran Kota Makassar, Hasanuddin mengatakan tiga orang meninggal dunia dalam kebakaran ini disebabkan sulitnya akses keluar dari dalam rumah.
"Mereka terjebak dalam rumah, akibat sulitnya mendapat akses untuk keluar. Pagar rumah tersebut sangat berlapis, sehingga mempersulit korban untuk bisa keluar," ujarnya di Makassar, Selasa (11/9).
Sebanyak 11 unit mobil pemadam diturunkan untuk memadamkan api. Kebakaran diduga terjadi karena korsleting listrik.
"Selama 30 menit kami berjibaku memadamkan api. Ada dua rumah yang terbakar, satu tebakar parah, satunya ringan. Tim juga bantu mengevakuasi korban," terangnya.
Dokter Forensik Biddokkes Polda Sulawesi Selatan, Ajun Komisaris Polisi Zulkarnain mengatakan sementara ini pihaknya masih melakukan pemeriksaan kepada seluruh korban. Secara gambaran umum para korban menderita luka bakar 100 persen.
"Para korban ini, untuk persentase luka bakarnya sampai 100 persen, ketiganya ditemukan di lantai dasar. Ada lima orang di dalam satu ruko itu, tapi dua orang berhasil selamat, dan tiga lainnya meninggal dunia," ujarnya. []