Surabaya - Proses pencoblosan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Surabaya juga terjadi di sejumlah rumah sakit rujukan Covid-19. Salah satunya Rumah Sakit Lapangan Covid-19 Indrapura, Surabaya, yang menggelar pemungutan suara, Rabu, 9 Desember 2020.
Ada hal menarik saat pemungutan suara di RS Lapangan Covid-19 Indrapura, ketika salah satu orang tua petugas KPPS 31, Kemayoran, Kecamatan Krembangan, menolak anaknya bertugas.
Orang tua tersebut yang enggan disebutkan namanya, mengaku keberatan. Dia khawatir jika anaknya bertugas di RS Lapangan Covid-19 Indrapura akan terpapar Covid-19.
Bahkan orang tua tersebut datang secara langsung meminta anaknya pulang.
"Dia ketua KPPS, saya keberatan, saya takut jangan sampai terjangkit, karena terjangkit saya stres, kepikiran seterusnya," ujarnya.
Baca juga: Cawalkot Surabaya Machfud Tumbang di TPS-nya Sendiri
Sempat terjadi dialog antara PPK dan tim dokter, tetapi orang tua tersebut tetap meminta anaknya tidak bertugas di RS Lapangan Covid-19 Indrapura.
"Saya punya anak, saya tidak izinkan. Anak saya pulang. Saya tunggu, jangan sampai anak saya masuk," kata dia.
Teman-teman juga sudah difasilitasi dengan hazmat, kami melakukan tidak tangan kosong karena sudah ter-cover
Sementara itu, Ketua Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Krembangan, Febryan Kiswanto mengatakan pasca adanya penolakan dari orang tua petugas KPPS, pihaknya langsung menggantinya dengan petugas lain.
"Untuk bertugas di dalam bisa satu KPPS saja, jadi tidak ada masalah," kata Febry.
Proses pemungutan suara Pilkada Surabaya di RS Lapangan Indrapura, Surabaya, Rabu, 9 Desember 2020.(Foto: Tagar/Ihwan Fajar)
Berdasarkan data, di RS Lapangan Covid-19 Indrapura, setidaknya ada 73 pasien Covid-19 yang terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pilkada Surabaya 2020. Mereka merupakan pemilih yang telah mengurus formulir A5 atau pindah pilih.
Untuk menggelar pemungutan suara itu, PPK Krembangan pun mengerahkan petugas TPS 31. Ada pula saksi dari ke dua paslon, dan pengawas TPS.
Baca juga: Ke Mana Langkah Risma Setelah Tak Jadi Wali Kota Surabaya
Mereka dibekali alat pelindung diri (APD) lengkap level 3 oleh pihak rumah sakit, sebagai upaya perlindungan, dan keamanan.
"Teman-teman juga sudah difasilitasi dengan hazmat, kami melakukan tidak tangan kosong karena sudah ter-cover," ucapnya.
Kendati demikian, para petugas kata Febry tentu mengalami kekhawatiran. Ia pun berkoordinasi dengan pihak dokter dan tim medis untuk prosedur keselamatan.
Sementara itu, Kepala Staf Pelayanan Medis RS Lapangan dr Agus Haryanto, mengatakan pihaknya mendukung penuh proses pemungutan suara di dalam.
Baca juga: Bawaslu Surabaya Tindak Lembaga Survei Tak Terdaftar di KPU
Pihaknya pun membekali petugas yang masuk dengan APD level tertinggi.
"Pada prinsipnya kami concern pada teman-teman yang masuk ke dalam, mereka akan dilindungi APD level 3, yang tertinggi, mulai dari pemakaian sampai yang paling penting melepas, ada prosedur yang harus diikuti," ucapnya.[]