Yogyakarta - Sungguh malang nasib para pelajar yang tergabung dalam Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) Kota Yogyakarta tahun 2020 ini. Dengan alasan pandemi Covid-19, mereka urung bertugas dalam upacara bendera 17 Agustus 2020. Para orang tuanya pun akhirnya meradang dan menuntut kepastian status anak-anak mereka.
Kaisar Altaf Emir, pelajar yang menjadi satu-satunya wakil Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai tim Paskibra tingkat Nasional, mengaku sedih atas kegagalannya bertugas sebagai tim Paskibra. Impiannya tampil di depan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dalam upacara bendera pun kandas. "Rasanya jelas sedih, kecewa tapi di balik itu saya coba berpikir positif saja," katanya,
Pelajar kelas 2 SMA Negeri 1 Yogyakarta itu bahkan juga menyesalkan pengumuman tidak jadi bertugas yang dilakukan secara mendadak. "Kalau tahu seperti ini kan tidak perlu ada seleksi sampai tingkat provinsi," tandas dia.
Sigit Raharjo, ayah Kaisar Altaf Emir mengatakan, anaknya jelas-jelas mewakili DIY untuk tingkat nasional dan seharusnya ikut bertugas di Istana Merdeka. "Tapi karena ada pengumuman bahwa karena pandemi corona yang bertugas itu tim 2019 lalu, sirna sudah harapan mereka bertugas," katanya.
Kalau tahu seperti ini kan tidak perlu ada seleksi sampai tingkat provinsi.
Suasana ramah tamah tim Paskibra usai upacara bendera peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-75 di Balai Kota Yogyakarta, Senn, 17 Agustus 2020. (Foto Tagar/Istimewa)
Dia memahami kalau kegagalan putranya bersama tim Paskibra tahun ini untuk bertugas mengibarkan bendera karena masih pandemi corona. Namun dia menyayangkan tidak adanya apresiasi resmi dari Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta dalam hal ini Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga) terhadap tim tersebut.
"Masalah bertugas ini keadaan force majeur kalau tidak bertugas ya kami sangat menerima, tapi apresiasinya jangan dihilangkan," ungkap Sigit di Balai Kota Yogyakarta.
Baca Juga:
Senin, 17 Agustus 2020 pagi, seusai upacara peringatan bendera di halaman balai kota, Sigit bersama sejumlah orang tua tim Paskibra tahun 2020 menanyakan status anak-anak mereka ke Purna Paskibra Indonesia (PPI). "Tadi hampir saja kami tak boleh masuk ke lokasi acara, padahal anak-anak kami tim Paskibra meski memang akhirnya tak bertugas," imbuh dia.
Orang tua anggota Paskibra lainnya, Nia Monico mengaku perasaannya campur aduk ketika mengetahui putrinya urung bertugas. "Saya bangga anak saya bisa masuk tim Paskibra tapi ketika melihat dia gagal bertugas dan bahkan tak ada pengukuhan, justru sangat sedih," ujar ibunda Lola Monico ini.
Menurut dia, seharusnya pihak terkait bisa memberikan kepastian terhadap perjuangan dari para pelajar tersebut. Sebab, mereka sudah mempersiapkan diri untuk bisa masuk tim Paskibra dengan merelakan waktu bahkan ketinggalan pelajaran sekolah.
"Ibaratnya anak saya diangkat-angkat lalu dianjlokkan. Memang tadi pak wali kota sudah memberikan penghargaan, tapi kami butuh juga mereka dikukuhkan sebagai tim Paskibra tahun 2020," ungkapnya. []