Gunungkidul - Musim hujan sudah tiba beberapa minggu terakhir. Air melimpah mudah didapat. Namun hal itu tidak dirasakan warga yang berada Dusun Kayoman, Desa Serut, Kapanewon Gedangsari, Gunungkidul, Yogyakarta. Warga tetap mengalami kesulitan mendapatkan air bersih.
Meski sudah memasuki musim penghujan warga Dusun Kayoman masih kesulitan air bersih. Kondisi ini sudah berpuluh-puluh tahun dialami warga setempat. Di dusun ini warganya tidak mempunyai sumur yang cukup dalam untuk menampung air, baik saat kemarau terlebih saat penghujan.
Baca Juga:
Kondisi tersebut seperti yang diceritakan Sisri, warga setempat. Dia sudah lebih 50 tahun berdomisili di Dusun Kayoman, setiap hari untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari rela mengambil air 5-6 kali sehari berbekal derigen dan gentong.
Lebih tragis lagi ketika musim kemarau, sumur galian satu-satunya yang terletak di sendang setempat sudah pasti mengering. Akhirnya berbodong-bondong warga harus mengambil air di sumur sendang lain yang jaraknya 1 kilometer. Warga melalui dengan berjalan kaki bahkan harus mengantre dari jam 2 sampai 3 dini hari.
Sri, warga Serut, Gedangsari, Gunugkidul, tiap hari mengambil air di sendang terdekat. (Foto: Istimewa)
Tugiyo, warga setempat, mengungkapkan, biasanya kalau sudah sulit air dirinya akan mengantre mulai menjelang subuh bahkan dari jam 02.00 WIB. Pria yang bekerja sebagai buruh tidak tetap ini berangkat dari rumahnya sambil membawa jerigen.
Dalam benaknya ada rasa takut berjalan dini hari ke lokasi mengambil air. "Ya sebenarnya juga takut, tapi namanya juga butuh air. Namanya malam gelap, takut ada apa-apa, tahu-tahu ada ular atau apa kan gak kelihatan,” ungkap Tugiyo.
Beli uangnya dari mana mas, untuk makan saja susah.
Alternatif lain sebenarnya ada untuk memenuhui kebutuhan air bersih bagi warga Kayoman, yaitu dengan membeli air dari truk tangki. Namun karena rata-rata ekonomi warga adalah masyarakat prasejahtera, beli air dengan harga 300 ribu per tangki, merupakan harga yang tidak bisa dijangkau warga. "Beli uangnya dari mana mas, untuk makan saja susah,” ungkap Tugiyo.
Baca Juga:
Menanggapi kondisi sulit air tersebut, Aksi Cepat Tanggap (ACT) Daerah Istimewa Yogyakarta, berencana membangun sumur wakaf. Dia mengajak pihak lain untuk memutus kesulitan air bersih di Dusun Kayoman tersebut.
"Mari putus sulit air bersih di dusun ini dengan membangun sumur wakaf. Insyallah akan menjadi kebermanfaatan yang luas bagi warga Kayoman, serta menjadi pahala jariyah bagi para pewakif,” kata Kharis koordinator Program ACT DIY saat mengunjugi Dusun Kayoman. []