KKB Papua Gunakan Warga Sebagai Tameng

Polisi mengaku kesulitan dalam melakukan penindakan hukum terhadap KKB, pasalnya mereka maanfaatkan warga sebagai tameng.
TNI membantu proses evakuasi warga Tembagapura yang mengungsi ke Timika, Papua, Senin 9 Maret 2020. (Foto: Tagar/Pendam XVII Cenderawasih)

Jayapura - Polisi mengaku kesulitan dalam melakukan penindakan hukum terhadap Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua. Pasalnya, KKB begitu mudah berdampingan dengan warga karena faktor kekerabatan. Sebaliknya, kelompok yang kerap menebar teror ini selalu memanfaatkan warga sebagai tamengnya.

“Mereka memasuki sebuah kampung dengan menyamar, persis warga biasa, tidak bergerombol. Sulit kita bedakan. Terkadang memakai warga sipil sebagai tameng, bahkan temeng itu merupakan keluarga mereka sendiri. Kekerabatan di pedalaman Papua begitu kental,” kata Kapolda Papua Inspektur Jenderal Paulus Waterpauw kepada wartawan di Jayapura, Rabu 11 Maret 2020.

Selain itu, KKB sangat jarang menggunakan jalan poros atau jalan utama dalam melancarkan aksinya. Bahkan, banyaknya mata-mata KKB yang disebar ke berbagai kampung membuat polisi kewalahan dalam melakukan penegakan hukum.

Mereka memasuki sebuah kampung dengan menyamar, persis warga biasa, tidak bergerombol. Sulit kita bedakan.

“KKB ini menguasai medan. Apabila kita sudah mendekati suatu perkampungan, makan mereka melintas melewati jalur tradisional. Baik itu pengunungan atau aliran air. Mereka juga punya banyak mata-mata yang selalu memberikan informasi,” bebernya.

Kendala lainnya, kata Jenderal Polisi yang juga putra asli Papua ini, adalah berkaitan dengan tradisi masyarakat adat di pengunungan Papua yang sangat kental. Masyarakat tradisional setempat memiliki istilah ‘Waimo’.

“Cara inilah yang digunakan KKB selama ini. Dan ini pula yang menyulitkan kami dalam melakukan penindakan dengan hukum positif. Ini harus kami lihat secara seksama,” akunya.

Artinya, warga akan setia kepada pihak yang mengundanya dalam sebuah hajatan seperti upacara adat Bakar Batu, sekalipun masalahnya melangar hukum. Terlebih, melawan TNI dan polisi serta pemerintah.

Diketahui, sebanyak 1.572 warga sipil dari empat kampung di Distrik Tempagapura meninggalkan kampung halamannya, lalu mengungsi ke Timika, Senin 9 Maret 2020 lalu. Ini menyusul tindakan KKB terhadap warga telah melampaui batas. Warga dalam tekanan, bahkan bahan makanan mereka diambil dengan cara menodongkan senjata.

Waterpauw mengatakan, warga telah meninggalkan kampungnya sejak tanggal 6-9 Maret 2020. Seribuan warga tersebut berasal dari Kampung Kimbeli, Utikini, Waa Banti, dan Banti.

Dari awal Maret itu sudah kita perintahkan bersiaga hingga sekarang.

Rincian pengungsi yang dievakusi ke Timika antaralain 256 jiwa warga Kampung Waa Banti, 702 jiwa warga Kimbeli dan Kali Kabur, dan 612 jiwa warga Kampung Banti 1 dan sekitarnya. Mereka terdiri dari orang dewasa, remaja dan anak-anak.

Sementara itu, Komandan Distrik Militer (Dandim) 1710 Mimika, Letkol Inf Pio Nainggolan mengatakan, seluruh anggotanya tengah bersiaga di masing-masing pos di Timika. Disamping itu, Satgas Gakkum juga dikerahkan mengejar KKB yang menebar teror terhadap warga.

“Dari awal Maret itu sudah kita perintahkan bersiaga hingga sekarang. Tidak ada penambahan pasukan ke Timika,” kata Nainggolan lewat gawainya saat dihubungi dari Jayapura, Rabu 11 Maret 2020, sore. []

Berita terkait
Gugurnya Sertu La Ongge Ditembak KKB Papua
Jenazah Sertu La Ongge yang tewas akibat ditembak KKSB di Papua diterbangkan ke kampung halamannya di Baubau, Sulawesi Tenggara.
Imbas Konflik KKB Papua, 800 Orang Diungsikan
Kepolisian Republik Indonesia (Polri) mengonfirmasi sebanyak 800 orang telah diungsikan, menyusul penembakan yang dilakukan KKB Papua.
Pengungsi Timika Meningkat, Polisi Tindak Tegas KKB
Gelombang pengungsi dari empat kampung di Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua, terus meningkat. Mereka mengungsi karena diteror KKB.
0
Panduan Pelaksanaan Salat Iduladha dan Ibadah Kurban 1443 Hijriah
Panduan bagi masyarakat selenggarakan salat Hari Raya Iduladha dengan memperhatikan protokol kesehatan dan melaksanakan ibadah kurban