Klaim Cari Harun Masiku, Firli Bahuri Dicap Bohong

Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) menganggap pernyataan Ketua KPK Firli Bahuri mencari Harun Masiku tidak benar dan tak ada buktinya.
Firli Bahuri. (Foto: Tagar/Popy Rakhmawaty)

Jakarta - Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) menganggap pernyataan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri yang telah memeriksa buron Harun Masiku di puluhan tempat sebagai sebuah kebohongan.

"Jelas tidak benar dan tidak ada buktinya. Karena ucapan Firli Bahuri hanya semantik di lisan dan tidak ada kenyataan pengeledahan tempat mana pun misal rumah istrinya (Harun Masiku) di Sulawesi Selatan," ujar Koordinator MAKI Boyamin Saiman kepada Tagar, Rabu, 4 Maret 2020.

Boyamin pun menyinggung kala Firli menyebutkan Harun masih berada di luar negeri, seminggu setelah operasi tangkap tangan (OTT) yang dilakukan lembaga antirasuah terkait kasus suap dalam pergantian antar waktu (PAW) anggota DPR periode 2019-2024.

Baca juga: Firli Bahuri Klaim KPK Buka 51 Penyelidikan Baru

"Padahal tim penyelidik KPK telah mendeteksi Harun ketika OTT ada di sekitar PTIK (Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian). Artinya, Firli lebih percaya Imigrasi dari pada Tim Penyelidiknya sendiri," ucap Boyamin.

Kemudian, dia menyentil Firli yang mengatakan akan mencari Harun sampai ketemu tanpa menentukan batas waktu.

"Mestinya Firli ngomong, jika 6 bulan enggak tertangkap, maka Firli siap mundur dari Ketua KPK," kata dia.

Boyamin pun pesimis mantan Kabarhakam itu dapat memimpin KPK untuk menemukan Harun. "Filri tidak bisa diharapkan untuk mampu menangkap Harun Masiku," tuturnya.

Sebelumnya, Ketua KPK Firli Bahuri mengaku telah mencari keberadaan eks calon legislatif PDI Perjuangan Harun Masiku di sejumlah lokasi. Namun, tersangka kasus suap itu tak kunjung ditemukan.

"KPK sudah melakukan upaya pencarian di puluhan lokasi, tetapi keberadaan yang bersangkutan tidak ada," kata Ketua KPK Firli Bahuri di Jakarta, Selasa, 3 Maret 2020.

Dalam kasus ini KPK telah menetapkan empat tersangka pada Kamis, 9 Januari 2020. Mereka adalah mantan Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Wahyu Setiawan dan mantan anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Agustiani Tio Fridelina yang diduga sebagai penerima suap.

Sedangkan, pihak diduga sebagai pemberi suap yaitu Harun Masiku dan Saeful Bahri, yang disebut-sebut orang dekat Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto.

Baca juga: Soal Cegah Corona di KPK, Firli Bahuri Cepat Respons

Ketiganya, selain Harun, dicokok bersama lima orang lainnya dalam operasi tangkap tangan (OTT) KPK pada Rabu-Kamis, 8-9 Januari 2020.

Kelima orang tersebut adalah advokat sekaligus anggota PDIP Donny Tri Isqomah, Rahmat Tonidaya (asisten Wahyu), Ilham (sopir Saeful), dan dua anggota keluarga Wahyu, yaitu Ika Indayani dan Wahyu Budiani.

Hingga saat ini, hanya Harun Masiku yang belum diketahui keberadaannya. Padahal, KPK era Firli Bahuri telah bekerja sama dengan Polri untuk menyebarkan daftar pencarian orang (DPO) Harun Masiku ke seluruh Polsek dan Polres di Indonesia.

Selain itu, KPK juga mengimbau masyarakat turut membantu lembaga antirasuah untuk menginformasikan keberadaan Harun Masiku.

"Peran serta masyarakat ketika mengetahui (Harun Masiku), ditunggu infonya di call center 198 atau di informasi lain," kata Ali kepada wartawan di Gedung Merah Putih KPK, Kuningan, Jakarta, Senin, 3 Februari 2020. []

Berita terkait
Dewas KPK Bela Firli Bahuri Cs Soal 36 Kasus Disetop
Dewas KPK membela keputusan pimpinan KPK Firli Bahuri Cs menghentikan 36 perkara dugaan korupsi yang masih dalam tahap penyelidikan.
Eks Pimpinan KPK Sebut Firli Bahuri Cs Mulai Belajar
Mantan Wakil Ketua KPK periode 2015-2019 Saut Situmorang beranggapan lembaga antirasuah era Firli Bahuri mulai belajar, soal hentikan 36 kasus.
Langkah Firli Bahuri Kena Kritik 2 Eks Pimpinan KPK
Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad dan mantan Wakil Ketua KPK Saut Situmorang kritik langkah dan kebijakan Firli Bahuri.
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.