Kulon Progo - Klitih atau aksi kejahatan di jalanan yang tanpa motif marak di Yogyakarta. Aksi yang sering dilakukan pada malam hari dengan pelaku anak usia pelajar melahirkan kegelisahan warga.
Profesi yang kerap bersinggungan dengan pelaku klitih ini, salah satunya driver ojek online. Terutama bagi driver yang suka ngalong atau menunggu order customer pada malam hingga pagi hari.
Insiden penyerangan terhadap driver online pada Sabtu 1 Februari 2020 pukul 03:00 pagi adalah salah satunya contonya. Saat itu korban Enriko 40 tahun, selaku ojek online yang sedang membawa penumpang diserang dengan senjata tajam di Jalan Kabupaten tepatnya di Dusun Bragasan, Mayangan, Desa Trihanggo, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
Kondisi dalam beberapa waktu terakhir, sejumlah aksi kejahatan jalanan yang marak terjadi ini menimbulkan kekhawatiran tersendiri bagi ojek online. Pasalnya, pelaku klitih selalu menyerang saat korban lengah. Kegelisahan itu juga dirasakan driver ojek online di Kulon Progo.
Ketua Paguyuban Ojek Online Kulon Progo (GBKP) Wawan Hermanto, mengatakan, kejahatan jalanan atau klitih memang sangat meresahkan para ojek online. Saat malam mencari nafkah yang sah, saat lengah tiba-tiba diserang pelaku. "Itu yang meresahkan," ujarnya usai diskusi bertajuk Ojek Online Kulon Progo Siap Jadi Pelopor Keselamatan Berlalulintas dan Menciptakan Stabilitas Keamanan yang digelar di Wates, Kulon Progo, Jumat 7 Februari 2020.
Selain itu diperparah lagi dengan penyebaran informasi palsu atau berita hoaks terkait klitih tersebut. Hal itu justru semakin menambah kekhawatiran para ojek online ini.
Wawan megakui pekerjaan ojek online memang berisiko. Hak ini karena hampir bisa dikatakan, pekerjaan tersebut tidak terpatok oleh waktu. Tidak jarang, para ojek online bekerja sampai malam hari.
Alwaku itu mendukung kegiatan kami ojek online di jalanan.
Dia mengaku bersyukur risiko kerja itu sedikit bisa dikurangi karena sudah ada aplikasi Alarm Warga Kulon Progo (Alwaku) dari Polres Kulon Progo. Aplikasi ini memungkinkan pelaporan bisa cepat dilakukan dan segala tindak kejahatan bisa langsung ditangani oleh petugas kepolisian.
"Kami mendapat pencerahan dan sangat mendukung. Alwaku itu mendukung kegiatan kami ojek online di jalanan, sehingga akan segera disosialisasikan ke anggota lain," kata Wawan.

Menurut dia, paguyuban ojek online Kulon Progo juga berupaya membantu mencegah aksi klitih. Pihaknya juga siap meminimalisir penyebaran berita hoax terkait aksi kejahatan jalanan ini.
Namun di sisi lain, penguyuban pengemudi ojek online juga mendorong kepolisian khususnya Polres Kulon Progo, bisa mengungkap berbagai kasus kriminalitas di jalanan. Termasuk kejahatan seperti pencurian dengan pemberatan dan pencurian sepeda motor.
Sementara itu, Kapolres Kulon Progo, Ajun Komisaris Besar Polisi Tartono mengatakan isu kejahatan jalanan dalam beberapa pekan terakhir perlu menjadi perhatian semua pihak. Salah satu cara yang bisa digunakan untuk mencegah klitih adalah dengan santun berkendara.
"Salah satu pemicu kejahatan jalan karena gesekan antar sesama pengendara. Kemudian salah satu pihak mungkin jadi sakit hati sehingga nekat melakukan tindakan di luar norma," tuturnya.
Tartono mengatakan kondisi keamanan di Kabupaten Kulon Progo sejauh ini masih dan tetap kondusif. "Alhamdulillah kondusif. Setiap malam melakukan patroli, dan menyambangi berbagai wilayah dan berbagai kegiatan, salah satunya kegiatan anak muda," ujarnya. []
Baca Juga:
- Pelajar Bantul Pelopori Gerakan Anti-Klitih
- Kata Kapolda DIY tentang Penanganan Klitih
- 4 Tuntutan Warga Yogyakarta Soal Klitih ke Polisi