Komisi IX DPR RI: Bangun Sekolah Pelayaran di Maluku

Komisi IX DPR RI mendorong Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku agar kedepan dapat mendirikan sekolah khusus pelayaran.
Komisi IX DPR RI menggelar pertemuan bersama Sekretaris Daerah Maluku, Kasrul Selang, di ruang rapat lantai VI kantor Gubernur Maluku.(Foto: Tagar/Muhammad Jaya)

Ambon - Komisi IX DPR RI mendorong Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku agar kedepan dapat mendirikan sekolah khusus pelayaran. Usulan ini, mengemuka saat digelarnya pertemuan bersama Sekretaris Daerah Maluku, Kasrul Selang, di ruang rapat lantai VI kantor Gubernur Maluku.

Anggota Komisi IX, Iman Suroso, asal PDI-Perjuangan dalam kesempatan itu mengatakan, Maluku yang memiliki sektor andalan perikanan merupakan Daerah Kepulauan dengan mayoritas luas laut, sangat tepat untuk dibangun sekolah pelayaran.

Jawa Tengah yang lautnya tidak luas saja punya Sekolah Tinggi Pelayaran, malah lebih dari satu. Kalau disini (Maluku) punya, menurut saya lebih bagus, karena Maluku daerah kepulauan dan lautnya luas sekali,” ungkap Suroso.

Maluku ini sektor andalannya perikanan, sehingga tenaga kerja untuk sektor ini juga harus kita siapkan.

Soruso menyarankan, Pemprov Maluku dapat menjejaki kerjasama dengan Komisi X DPR RI yang membidangi pendidikan untuk membantu mewujudkan pembangunan sekolah pelayaran tersebut.

“Pak Sekda bisa kerjasama dengan Komisi X biar dibantu untuk proses mendirikan baik itu bangunannya maupun dosennya. Saya setuju sekali, kalau disini ada sekolah pelayaran, karena menurut saya sangat penting,” jelas Suroso.

Suroso juga berharap, Balai Latihan Kerja (BLK) yang ada di Provinsi Maluku bisa mengadakan penambahan instruktur untuk pelatihan perikanan.

“Maluku ini sektor andalannya perikanan, sehingga tenaga kerja untuk sektor ini juga harus kita siapkan untuk mendukungnya,” tandas Suroso.

Sementara itu, Ketua Komisi IX DPR RI, Felly Estelita Runtuwene mengatakan,  kunjungan kerja Komisi IX merupakan pelaksanaan dari fungsi pengawasan yang mengagendakan kunjungan kerja ke Provinsi Maluku dalam rangka monitoring terkait peran BLK dalam pelaksanaan pelatihan vokasi dalam upaya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di Provinsi Maluku.

“Saat ini kita memasuki era digitalisasi dan revolusi industri 4.0, dimana teknologi yang makin berkembang, sehingga berdampak luas di beberapa aspek, salah satunya industri pada alat atau mesin yang diintegrasikan dengan fasilitas cyber atau internet,” ungkapnya.

Dikatakan, pada masa ini akan terjadi peralihan dari penggunaan tenaga manusia kepada mesin atau robot dan akan meningkat drastis di tahun 2033, sehingga proses peralihannya harus diikuti dengan kesiapan masyarakat guna memperkuat daya saing SDM melalui pelatihan guna meningkatkan kualitas.

Peningkatan kualitas SDM, sebutnya, menjadi prioritas pemerintah melalui pelatihan kerja atau vokasional training yang perlu terus dilakukan terutama dalam sektor pertanian, perikanan yang menjadi sektor unggulan provinsi Maluku.

“SDM yang terampil dengan tingkat produktivitas yang tinggi tidak saja bisa menghadapi era globalisasi saat ini, namun juga menekan angka pengangguran di Maluku,” paparnya.

Untuk itu, lanjutnya, penigkatan kualitas SDM melaui pelatihan kerja di BLK, lembaga pelatihan swasta, maupun BLK komunitas yang menjadi ujung tombak dalam menghasilkan SDM yang kompeten dan menjadi jembatan yang efektif untuk menyesuaikan kompetensi pekerja dengan kebutuhan kerja.

Ia menambahkan, upaya ini perlu mendapat dukungan dari pemerintah daerah baik melalui penguatan Perda serta dukungan pembiayaan yang bersumber baik dari APBD maupun APBN untuk optimalisasi pelaksanaan pelatihan berbasis kompetensi dan peningkatan produktivitas.

“Kami dari Komisi IX berharap peran BLK tidak hanya memberi pelatihan semata, namun juga benar-benar dapat memberikan keahlian sehingga peserta dapat bersaing dan terserap di pasar kerja, “paparnya.

Keberadaan Balai Latihan Kerja Sangat Penting

Sementara itu, Sekda Maluku, Kasrul Selang mengakui, jika keberadaan BLK sangat penting di Maluku untuk menyiapkan tenaga kerja yang siap pakai.

“Kami sangat punya kepentingan dengan hadirnya BLK yang ada di provinsi ini. BLK yang kita miliki hanya di Ambon, Maluku Tengah, Buru dan Aru. Memang memanage daerah kepuluan pasti berbeda dengan yang kontinental. Maluku dengan 1.340 pulau yang kita bagi ke dalam 12 gugus pulau, mestinya kita mengharapkan setiap gugus pulau ada BLK, “ungkap Sekda.

Sekda mengaku bersyukur hadirnya BLK sudah bisa menjawab sedikit persoalan pengangguran.

“Data terakhir BPS, pengangguran di Maluku sebanyak 54 ribu dari 1,7 juta penduduk kita. Dari Angkatan kerja atau usia kerja, kurang lebih 8 persen pengangguran kita,” ungkapnya. []

Berita terkait
Cek Narkoba, Air Liur Polisi di Ambon Diperiksa
Sebanyak 25 anggota Polresta Pulau Ambon dan Pulau-pulau Lease diambil sampel air liurnya untuk pemeriksaan narkoba.
Curanmor di Ambon Ditembak Polisi, Satu Kabur
Pelaku curanmor di Ambon, Maluku ditembak polisi karena melawan saat ditangkap.
17 Pemerkosa Anak di Ambon Terancam 15 Tahun Penjara
Menurut polisi 17 tersangka pemerkosa anak di bawah umur di Ambon, Maluku, terancam hukuman 15 tahun penjara