Bandung - Peneliti senior Lembaga Survei Indo Barotemer Asep Saepudin menduga rentetan kasus yang terjadi saat ini dan viral, mulai dari razia buku komunis, video Ustaz Abdul Somad (UAS) yang dinilai menista simbol umat Nasrani, hingga teranyar menyoal persekusi mahasiswa Papua di Surabaya, dibuat secara sistematis agar terkesan negeri ini tidak aman.
“Pada dasarnya saya belum tahu pasti apakah kasus yang banyak terjadi ini erat kaitannya dengan momen (sebelum dan sesudah) HUT ke-74 RI, tetapi saya menduga tidak menutup kemungkinan ada tujuan besar, skenario negatif,” tuturnya kepada Tagar, di Bandung, Senin, 19 Agustus 2019.
Menurut dia, selain bertujuan membuat citra negara tidak aman, bisa juga isu ini mengarah kepada citra Indonesia yang disoroti sebagai negara rawan konflik, utamanya kemungkinan terjadi perang saudara.
Antar umat satu agama, walaupun dengan agama lain, dan rawannya perpecahan antar kelompok masyarakat lain.
Baca juga: Beda Sikap GP Ansor dan Pemuda Muhammadiyah Soal UAS
“Antar umat satu agama, walaupun dengan agama lain, dan rawannya perpecahan antar kelompok masyarakat lain,” kata dia.
Asep memandang dalam kasus UAS menjadi hal wajar apabila muncul analisa dari banyak pihak untuk menilai.

Menurut dia, ada keganjilan dengan beredarnya video tersebut. Padahal, ustaz asal Asahan, Sumatera Utara itu sudah melakukan ceramah tertutup. Namun masih saja ada yang membocorkan ke media sosial.
“Yang menjadi permasalahannya adalah kenapa ketika video tersebut diangkat ke publik dan menjadi konsumsi publik yang beragam agama ini menjadi (sengaja) viral sekarang, dan kasus lain yang saling berentetan ini,” ujarnya.
Baca juga: Zakir Naik Diterima, Hubungan Indonesia-India Retak
Asep menilai, menjadi hal teramat logis apabila kasus-kasus tersebut sengaja diciptakan untuk membangun citra negara ini seolah tidak aman, dan belum merdeka dari isu Suku, Agama, Ras dan Antar-golongan atau SARA. []