Depok - Tammy Associates, perusahaan konsultan yang melayani beberapa BUMN, Perbankan, dan Bidang Kesehatan, turut berkontribusi dalam Program Kejar Paket A, B, dan C gratis bagi warga Depok, terutama warga Kecamatan Bojongsari.
Hanya memang (program kejar Paket A, B, dan C gratis) ini kurang di buzz oleh media social, supaya semua orang di area Depok dan sekitar bisa melihat bahwa Bojongsari Baru ini ada program baru yang bagus dan ini benar-benar tidak bayar.
Tak tanggung-tanggung, kali ini dua orang pendiri Tammy Associates terjun langsung mengajar pada Program yang diinisiasi oleh GP Ansor, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kota Depok dan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Langgeng Ikhlas tersebut. Mereka adalah Tammy Uthanty dan Beny, partner strategis nya di Tammy Associates.
"Awalnya, kami bertemu dengan Pak Yusra (Ketua LPM Kota Depok) dan kemudian kita cerita tentang visi misi Bapak. saya merasa terpanggil untuk terjun mengajar dikelas dan ternyata programnya menginspirasi sekali," ungkap Tammy Uthanty founder dari Tammy Associates dalam wawancara kepada Tagar di Depok Minggu, 14 Februari 2021.
Tammy Uthanty dari Tammy Associates. (Foto:Tagar/rendi)
“Hanya memang, (program kejar Paket A, B, dan C gratis) ini kurang di buzz oleh media social, supaya semua orang di area Depok dan sekitar bisa melihat bahwa Bojongsari Baru ini ada program baru yang bagus dan ini benar-benar tidak bayar," tambahnya.
Tammy melihat, Program ini bagus sekali untuk menginspirasi lembaga lembaga lain yang memiliki potensi untuk turut berkontribusi terhadap pengembangan masyarakat sekitar dan lembaga terkait seperti Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Sosial dan PemKot, sehingga program sejenis dapat diadopsi keseluruh indonesia.
"Dengan demikian proses penyelesaian pendidikan dasar dan menengah dapat di selesaikan dengan tuntas oleh seluruh rakyat Indonesia yang tidak mampu,” ucapnya.
Master in Human Resource Management University Of Leicester UK ini menjelaskan, program kejar paket tersebut kelebihannya bisa merangkul banyak orang kecil yang tak mampu untuk bayar sekolah dan bisa dapat sertifikat secara bagus dan khusus sesuai dengan apa yang diharapkan oleh perusahaan. Karena tanpa sertifikat, mereka tidak dapat bekerja.
“Jadi program ini, akan membantu mengentaskan kemiskinan dan pendidikan secara bersamaan saya berharap program ini tidak terlaksana hanya 1 kali saja, tapi berkelanjutan,” tuturnya.
Sementara yang perlu dikembangkan menurut Tammy adalah, program ini masih melulu tentang konsep base, yakni masih belajar matematika, sejarah, agama, tetapi belum belajar tentang skill.
Sehingga Tammy Associates hadir membantu lebih ke arah dua hal, yaitu personality development dan skill. Bantuan ini juga sebagai bagian dari Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility, Tammy Associates.
“Dari sisi personality development, saya mengajarkan tentang pengertian kompetensi yang dimiliki oleh peserta itu kemudian saya hari ini juga mengajarkan stress manajemen dan motivasi. Lalu Pak Beny ini, akan mengajarkan tentang bagaimana membuat proposal, bagaimana berkomunikasi dengan baik, bagaimana memberikan ide dan pemikiran,” tegas Tammy.
Director Tammy Associates, IR. Beny Subiantoro MSi CPHR. (Foto:Tagar/Rendi)
Dalam kesempatan yang sama, Director Tammy Associates, IR. Beny Subiantoro MSi CPHR turut menyampaikan pandangannya. Menurut Beny, sesuai dengan apa yang dikeluhkan oleh para peserta program kejar paket pada pekan lalu sebanyak 107 peserta, dirinya menyimpulkan bahwa mereka perlu adanya pembuka wawasan dengan materi-materi yang lebih skill base dan sesuai kebutuhan perusahaan.
Baca juga:
- GP Ansor Bojongsari Depok Gelar Sekolah Paket A,B & C Gratis
- Kemenko Marves Ingin Jarak LRT Jakarta 10 Menit dari Rumah
- Dana Desa 2021 Diprioritaskan Dukung SDGs Desa & PPKM Mikro
“Selama ini mereka dari segi keilmuan, wawasan itu adalah dari segi atasannya atau pengusaha di mana mainset kita untuk bisa nyambung sehingga pada praktiknya bisa klop. Sedangkan saya di praktisi sehingga saya tahu apa yang menjadi parameter-parameter oleh pengusaha atau perusahaan,” tegas Beny.
“Parameter itu adalah Knowledge, Skill dan attitude seorang karyawan yang di terapkan dalam pekerjaan sehari hari, sedangkan ilmu bisa dibaca di Google, tetapi behavior, attitude, mindset itu tidak bisa di temukan secara literatur tapi menjadi tuntutan dalam keseharian orang bekerja, itu yang penting,” sambungnya. []