Dairi - Kopi dari Kabupaten Dairi, yang dikenal dengan sebutan kopi Sidikalang, belakangan ini disebut kehilangan pamor. Tidak seperti pada masa tahun 80-an.
Berbagai upaya belakangan ini dilakukan Pemerintah Kabupaten Dairi, Sumatera Utara, dikatakan untuk mengembalikan kejayaan kopi dari daerah itu.
Di antara upaya itu, pembagian bibit kopi kepada beberapa kelompok tani. Kemudian, event festival kopi dengan anggaran pada P-APBD Dairi TA 2019 Rp 300 juta, bersamaan dengan pesta budaya Njuah-juah, 30 September 2019 hingga 3 Oktober 2019.
Selain itu, kegiatan ngopi bareng ala Sidikalang di Graha Wisata TMII Jakarta, Sabtu 30 November 2019, informasinya menelan biaya Rp 100 juta.
Bahkan, tidak kurang dari Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), saat itu dijabat Mohamad Nasir, melakukan penanaman kopi secara simbolis di Taman Rekreasi Sidikalang, Sabtu 13 Juli 2019 lalu.
Saat penanaman, Menristekdikti didampingi Bupati Dairi, Eddy Keleng Ate Berutu dan Wakil Bupati Dairi, Jimmy AL Sihombing.
Penanaman kopi secara simbolis oleh Menristekdikti, disebut sebagai percontohan bahwa Dairi adalah ikon kabupaten yang terkenal dengan kopi.
Mudah-mudahan tidak ada lagi kendala di tahun 2020 ini, terutama untuk perawatan seperti penyiraman
Namun, tanaman kopi yang ditanam Menristekdikti itu, sepertinya kurang perawatan. Pantauan Tagar, Kamis 9 Januari 2019, tanaman itu banyak mati.

Ada sekitar 40-an lobang tanam. Sebagian besar tanaman kopi di dalamnya, daunnya berguguran, layu, bahkan mati, tinggal hanya batang tidak berdaun.
Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Dairi, Bahrim Tarigan, dikonfirmasi di kantornya Kamis, 9 Januari 2020 mengatakan, pihaknya merawat tanaman itu dengan pemberian pupuk.
"Tahun ini sudah dianggarkan biaya pupuk. Baru kali ini ada. Tapi lebih jelasnya, ke pak Kabid lah," ujarnya.
Kepala Bidang (Kabid) Persampahan, Limbah B3 dan Pengendalian Pencemaran, Masaraya Berutu, dikonfirmasi di ruang kerjanya didampingi Bahrim Tarigan mengatakan, belum mengetahui pasti bagaimana perawatan selama ini.
"Tentang itu (perawatan tanaman), saya tidak tahu pasti. Baru tiga bulan di sini," kata Berutu.
Ditambahkan Berutu, pada tahun 2020 ini, pihaknya telah merencanakan penempatan Tenaga Harian Lepas (THL) di Taman Rekreasi Sidikalang.
"Satu orang standby menata kebersihan, empat orang petugas untuk menata peremajaan, perkembangan tanaman di sana," tambah Berutu.
Dengan penempatan THL itu, tenaga kerja akan mencukupi untuk merawat taman rekreasi seluas kurang lebih dua hektare itu.
"Mudah-mudahan tidak ada lagi kendala di tahun 2020 ini, terutama untuk perawatan seperti penyiraman," katanya mengakhiri.[]