Korban Asusila Anak Kiai di Jombang Tertekan Psikis

Santri korban asusila oleh anak kiai di Jombang berinisial MSA mengalami tekanan psikologis karena kasusnya tak kunjung selesai.
Ilustrasi tekanan mental. (Foto: Dokumen/Tagar)

Surabaya - Lamanya proses hukum dugaan asusila anak kiai di Jombang terhadap seorang santri berdampak psikis bagi korban dan keluarga. Hal tersebut diungkapkan kuasa hukum korban, Nun Sayuti.

Nun Sayuti meminta kepada pihak kepolisian, khususnya Polda Jawa Timur untuk segera menuntaskan kasus asusila yang menjerat anak kiai di Jombang berinisial MSA. Menurut Nun, hal ini sangat mengganggu psikologi korban, padahal banyak yang menunggu supaya kasus ini segera dirampungkan.

Ini proses hukum terhadap orang kecil sepertinya tidak adil. Padahal duduk perkaranya jelas, status pelakunya jelas sudah jadi tersangka.

"Laporan kita ini dari Agustus 2018, kami sangat menyayangkan kepolisian sepertinya lambat sekali (penanganannya), ini sangat mengganggu psikologis korban dan keluarga. Padahal kami dan masyarakat sangat menunggu bagaimana ketegasan dari kepolisian," ujar Nun saat dikonfirmasi Tagar melalui telepon, Jumat 28 Februari 2020.

Nun menilai polisi kurang serius menangani kasus ini, karena sejak 2018 belum ada tanda-tanda MSA akan ditangkap. Padahal, kata Nun, MSA sudah ditetapkan tersangka, serta bukti-bukti yang sudah dikantongi.

"Ini proses hukum terhadap orang kecil sepertinya tidak adil. Padahal duduk perkaranya jelas, status pelakunya jelas sudah jadi tersangka. Namun polisi kok sepertinya sangat lambat," Keluh dia.

Selain itu, Nun mengatakan saat ini keluarga korban mendapatkan banyak intimidasi dari orang yang tak dikenal. Bahkan korban pun juga pernah mendapatkan iming-iming uang diduga dari pihak MSA supaya kasus ini bisa tak berlanjut.

"Kalau namanya (ancaman) tidak, itu mereka lebih kepada iming-iming uang. Jadi bagaimana supaya ini bisa damai. Kalau damai nanti apa yang diminta," ujar Nun.

Tak hanya itu, keluarga korban juga tak ingin kasus ini berakhir damai. Karena ada tindak pidana yang dilakukan pelaku. Apalagi perbuatan pelaku juga cukup disayangkan, karena telah menodai korban serta menyangkut massa depan korban.

"Cara-cara yang seperti itu harusnya tak usah, makanya kami minta kepada kepolisian jangan sampai kasus ini selesai karena perdamaian, kami tidak mau. Karena ini adalah pelanggaran pidana, tidak bisa selesai karena ada perdamaian," ucapnya.

Sebelumnya Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur Inspektur Jenderal Luki Hermawan menyebut anak Kiai Jombang bersedia memenuhi panggilan pemeriksaan di Mapolda Jatim.

"Update terakhir setelah terjalin komunikasi yang baik, akhirnya dari pihak keluarga ingin bertemu dengan Kapolda," ujar Luki saat jumpa pers di Mapolda Jatim, Rabu 26 Februari 2020.

Luki juga mengatakan pihaknya telah mengirim tim ke kediaman MSA untuk melakukan silaturahmi. Hasilnya, kehadiran tim dari Polda ini disambut baik oleh keluarga.

"Terkait kasus Jombang, kemarin yang rencana saya mau silaturahmi, (yang ke sana) dari tim negoisasi dari Polda ada Direktorat Intel, alhamdulillah diterima baik oleh keluarga," ucapnya dia.

Setelah upaya menjalin komunikasi dengan baik, Luki menyampaikan MSA juga bersedia hadir untuk menjalani pemeriksaan di Mapolda Jatim. Tapi mengenai waktunya, ia masih belum mengetahui.

"Sudah sama tersangka langsung. Kemarin langsung komunikasi datang di pondoknya (pondok pesantren) Shiddiqiyyah sana. MSA juga bilang dalam waktu dekat akan hadir, tunggu perkembangannya. Kalau yang bersangkutan datang nanti akan kami sampaikan," uja Luki.

Selain itu, menurut Luki penolakan dalam proses penjemputan beberapa waktu lalu, didasari adanya miskomunikasi saja. Apalagi menurutnya banyak berita bohong dan provokasi.

Namun, hal ini telah dirampungkan dan penyelidikan kasus ini akan berjalan. Sementara pihak keluarga juga telah membuka pintu dan mau supaya MSA menjalani proses hukum untuk membuktikan kebenaran.

"Mereka ada miskomunikasi, ada berita yang sampai yang berseberangan dengan pihak keluarga. Tapu semua sudah kami selesaikan," ucapnya. []

Berita terkait
81944 Jemaah Umrah di Jatim Terancam Tak Berangkat
Kemenag Jawa Timur mengaku tak bisa berbuat apa-apa karena keputusan tersebut dibuat oleh Kerajaan Arab Saudi.
Arab Saudi Setop Umrah, Travel di Jawa Timur Merugi
Kerugian yang dialami pengusaha travel umrah karena tiket pesawat dan hotel sudah dibayarkan, tetapi keberangkatan ke Arab Saudi dibatalkan.
Mendagri Minta Daerah Bantu Pariwisata Bali
Mendagri Tito Karnavian mengatakan dengan adanya kegiatan MICE di Provinsi Bali bisa mengembalikan kepercayaan jika Bali tetap tujuan wisata.
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.