Medan - Kepala Polda Sumut Inspektur Jenderal Polisi Martuani Sormin menyebut, dalam HUT ke-74 Tahun 2020 ini, pihaknya selaku penanggung jawab keamanan dan ketertiban masyarakat di Sumut, akan melakukan beberapa koreksi di jajarannya.
"Menjadi koreksi bagi kami dan saya sendiri selaku penanggung jawab kamtibmas, kami akan mengusahakan kepada masyarakat pelayanan secara humanis ke depannya. Seluruh personel yang melakukan pelanggaran sekecil apapun, akan ada sanksinya. Dari mulai teguran sampai pidana, dan pemberhentian secara tidak hormat," ungkapnya usai mengikuti upacara HUT Bhayangkara di Medan, Rabu, 1 Juli 2020.
Martuani menyebut, kultur di Sumatera Utara yang keras, harus membuat petugas kepolisian menjadi keras. Namun, ke depannya akan lebih humanis.
"Kritik dari masyarakat itu sangat kami butuhkan. Karena dengan kritik itu kami bisa mengetahui, ada yang masih kurang yang dilakukan anggota kami, oleh institusi ini. Namun secara keseluruhan, di tingkat sekolah, kami selalu diingatkan agar selalu berbuat yang humanis dan tentang hak asasi manusia. Ke depan polri semakin humanis dan mendekatkan diri dengan masyarakat," katanya.
Ini dalam rangka new normal, kami harus tetap taat protokol dan kegiatan ini tidak mengurangi hikmat
Polda Sumatera Utara serta Polres sejajarannya menggelar upacara HUT Bhayangkara di markas masing-masing dengan tetap menerapkan protokol kesehatan, memakai masker, dan menerapkan social distancing.

Ini merupakan upacara HUT pertama di tengah mewabahnya pandemi Covid 19. Namun kegiatan berjalan hikmat.
Kapolda Sumut mendengarkan arahan Presiden Joko Widodo dan Kapolri Jenderal Polisi Idham Azis melalui video confrence.
"Saya beserta seluruh peserta mendengarkan arahan Bapak Presiden dari Istana. Kami upacara menerapkan protokol kesehatan, ini menunjukkan bahwa kami harus taat kepada protokol kesehatan, makanya dilakukan melalui video confrence. Seluruh jajaran juga melakukan itu," kata Martuani.
Meskipun saat ini masa transisi menuju new normal, dia mengharapkan protokol kesehatan yang telah diterapkan pemerintah untuk terus dilakukan.
"Ini dalam rangka new normal, kami harus tetap taat protokol dan kegiatan ini tidak mengurangi hikmat dari suatu kegiatan sakral sekalipun. Seluruh jajaran secara umum juga mengikuti dan mendengarkan langsung arahan Bapak Presiden dan dilaksanakan sederhana," tandas Martuani.[]