Jakarta - Kota Depok, mendapat julukan Kota Belimbing karena di wilayah ini terdapat lahan yang luas untuk membudidayakan tanaman berbentuk bintang ini. Oleh sebab itu, beberapa industri rumah tangga dan pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) memproduksi oleh-oleh berbahan dasar buah Belimbing khas Depok. Namun, oleh-oleh yang unik dan menarik ini tidak begitu dikenal masyarakat.
Contohnya seperti dodol belimbing dewa, jus belimbing, wingko belimbing, sirup belimbing, dan mayonnaise belimbing yang diproduksi Lejer Tri Ayunita (48) dengan merek @rasadewa_depok.
Usaha ini, didirikan sejak 2010, awalnya Lejer Tri Ayunita berjualan dengan kelompok dan tetangga, tapi kini ia sudah memiliki 4 pegawai.
Hasil produksinya, dipasarkan melalui Koperasi Usaha Bersama (KBU) Harapan Sejahtera Abadi. Selain itu, berbagai jenis olahan belimbing dewa ini juga dipasarkan melalui akun Instagram @rasadewa_depok.
Berbagai produk olahan belimbing dewa diproduksi sendiri dari rumah sang pemilik. Tak hanya olahan belimbing dewa saja, ia juga menghasilkan produk lain yakni emping jagung dan akar kelapa dengan harga yang pas dikantong.

Berbagai produk tersebut, telah dipasarkan secara nasional. Untuk mencicipi, kalian bisa memesan produk itu melalui akun @rasadewa_depok atau via Gofood dan Grabfood.
Sedangkan untuk oflinenya bisa mengunjungi D'comart Balaikota Depok, Gerai Dekranasda Balaikota Depok, Rumah Sehat Meruyung Depok, Rumah Jagung Depok, Toko Ade Buah RTM depok, tak hanya itu ia juga bekerja sama dengan UMKM Center yang berlokasi di lantai G ITC Depok dan Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Pancasila.
- Baca juga : Resep Kue Pancong, Berbeda dengan Kue Pukis
- Baca juga : Resep Red Velvet Cake, Tekstur Lembut
Menurut Ayunita, alasan ia menjual produk tersebut karena peluang usahanya yang masih sangat besar dan produk itu juga jarang ditemui. “Soalnya belum ada, jadi peluangnya masih besar” ujarnya kepada Tagar, Jumat, 11 Desember 2020.
“Promosi, kalo modal sebatas fasilitasi dengan Instansi/BUMN untuk pembiayaan” ucapnya.Ayunita menjelaskan, selama pandemi Covid-19 ini, omzet yang ia dapat berkurang hingga 70%. Sementara untuk masalah permodalan Instansi atau BUMN hanya sekedar memfasilitasi. “Promosi, kalo modal sebatas fasilitasi dengan Instansi/BUMN untuk pembiayaan” ucapnya.
Adapun harga masing-masing produk yakni Dodol keranjang 320 gram (isi -/+ 20 biji) dibandrol Rp. 35.000, Dodol per-kardus (-/+ 10 bj) dihargai Rp. 20.000, Jus per-botol 250 ml dibandrol Rp. 8.000, Jus tas isi 6 botol dihargai Rp. 50.000, Jus keranjang isi 4 botol dibandrol Rp. 38.000 , Sirup botol 500 ml dihargai Rp. 22.000, Nastar selai blimbing toples 1/4, 160 grm dibandrol Rp. 38.000, Kripik blimbing dihargai Rp.25.000, Selai blimbing 350 grm dibandrol Rp. 25.000, Emping jagung dihargai Rp. 25.000, Akar kelapa dibandrol Rp. 14.000. []
(Handini Nuramelia)