Kota Kelahiran SBY Darurat Penyakit Hepatitis A

Kota kelahiran Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyomo darurat penyakit Hepatitis A, begini bentuk penyebarannya.
Virus Hepatitis A. (Foto: Cincinnati Enquirer)

Surabaya - Kota kelahiran Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono yakni Kabupaten Pacitan darurat penyakit Hepatitis A. Data dari Dinas Kesehatan Jatim, masyarakat yang terjangkit penyakit Hepatitis A mencapai 429 orang. Penderita penyakit ini menyebar di tiga kecamatan di Pacitan. Yakni, Sudimoro, Ngadirojo, dan Tulakan.

Kepala Dinas Kesehatan Jatim, Kohar Hari Santoso mengatakan, preventif dan penindakan sudah dilakukan terhadap penderita penyakit hepatitis A. Kohar mengaku instansinya sudah mendampingi Dinkes Kabupaten Pacitan.

Selama pendampingan, Dinkes langsung  melakukan bimbingan terkait tata laksana pasien, surveilans, dan pengendalian risiko penularan.

Jumlah penderita diperkirakan bisa bertambah, dan paling banyak di Kecamatan Sudimoro.

"Angkanya saat ini bergerak. Kecamatan Sudimoro paling banyak," kata Kohar, saat dikonfirmasi di Surabaya, Senin 24 Juni 2019.

Baca lainnya: Bunuh Diri Karena Penyakit Tak Kunjung Sembuh

Langkah pengendalian yang dilakukan Dinkes adalah mengakronimkan menjadi Tata Laksana Pasien (TaSPen), Surveilans yang intens, dan Pengendalian risiko infeks.  

Terkait tata laksana pasien, Dinkes mengingatkan tirah baring (bedrest) sampai ikterus negatif atau kadar bilirubin kurang dari  satu gram. Kemudian, diet bergizi tinggi dengan ditunjang obat supportif/roborantia.

Pencegahan dilakukan dengan mengisolasi dan higiene individu. Sementara petugas kesehatan harus menggunakan sarung tangan dan cuci tangan alkohol 96 persen bergliserin ketika hendak atau setelah memberikan pelayanan medis kepada pasien.

Sejumlah surveilans juga disiapkan untuk pemantauan berkelanjutan agar mampu memetakan sebaran kasus, faktor risiko, dan langkah penanganan. Upaya ini dilakukan di antaranya dengan mengisi Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) secara tertib dan akurat

Baca lainnya: Pasca Lebaran, Tiga Penyakit Mewabah di Gowa

Dinkes juga menyiapkan pengendalian faktor risiko penularan dengan menyosialisasikan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Seperti meminum air hasil rebusan hingga mendidih selama lima menit dan disimpan dalam tempat tertutup. 

"Mengkonsumsi makanan yang dimasak dengan benar dan ditutup. Sumur dan tampungan air diberi kaporit sesuai standar," terangnya.

Masyarakat harus mengatur jarak antara tempat limbah rumah tangga minimal 10 meter dari sumur dan sumber air. Alat makan harus dicuci dengan sabun dan air bersih.

"Kalau buang air besar di tempat jamban yang sehat. Setelah itu cuci tangan pakai sabun usai buang air besar," ujar Kohar.

Sementara itu, anggota DPRD Jatim, Sri Subiati meminta pemerintah untuk terus memantau proses penanganan tersebut. Bukan sekedar pemantauan dalam merawat pasien, penyelesaian wabah hingga pencegahan penyebarannya diharapkan dapat dituntaskan.

"Yang paling penting, harus ada pencegahan agar penyebarannya bisa di cegah " kata Sri Subiati.

Sri Subiati berharap masyarakat fokus pada titik penyebaran sehingga dapat mengurangi potensi penyebaran penderitanya. []

Baca lainnya: Mengenal Lebih Dekat Penyakit Vertigo

Berita terkait
0
Parlemen Eropa Kabulkan Status Kandidat Anggota UE kepada Ukraina
Dalam pemungutan suara Parlemen Eropa memberikan suara yang melimpah untuk mengabulkan status kandidat anggota Uni Eropa kepada Ukraina