Jakarta – Ibu Kota India, New Delhi, dan pusat finansial, Kota Mumbai, kembali membuka bisnis yang dua bulan setelah gelombang kedua pandemi virus corona (Covid-19) yang menutup banyak bagian di India. Lonjakan infeksi dan kematian melumpuhkan sistem layanan kesehatan India dan memupus harapan akan pemulihan ekonomi di negara yang sempat mencabut pembatasan awal tahun ini.
Meski pasar-pasar telah dibuka dan para pemilik merapikan toko mereka, tidak banyak orang yang berkunjung dan beraktivitas di luar rumah. Banyak warga masih khawatir setelah varian virus corona yang lebih menular, menimbulkan dampak lebih buruk dibandingkan tahun lalu.

Selain kedua kota terbesar di negara itu, pembatasan juga dilonggarkan di beberapa negara bagian yang jumlah kasusnya cenderung turun.
Dalam pidato kepada bangsa pada Senin, 7 Juni 2021, Perdana Menteri (PM) India, Narendra Modi, mengatakan bahwa pelonggaran bukan berarti Covid-19 telah berakhir. “Kita harus terus mengikuti protokol untuk memenangkan pertarungan ini," kata Modi.
Krisis kesehatan di kebanyakan kota telah berkurang. Pada Senin, 7 Juni 2021, 100.636 kasus baru dilaporkan di seluruh India. Angka itu seperempat dari puncak yang dicatat pada Awal Mei yaitu lebih dari 400.000 kasus sehari.
Laporan situs independen, worldometer, menunjukkan jumlah kasus Covid-19 di India sampai 7 Juni 2021 mencapai 28.996.949 dengan 351.344 kematian. Jumlah kasus membuat India ada di peringkat ke-2 dunia di belakang AS, sedangkan jumlah kematian India di peringkat ke-3 dunia di belakang Brasil dan AS (vm/lt)/voaindonesia.com. []