Tangerang Selatan - Salah satu maskapai pilot maskapai penerbangan Indonesia diduga terinfeksi virus Corona dan dinyatakan meninggal dunia pada Minggu 22 Maret 2020, di salah satu rumah sakit swasta di Tangerang.
Pada hari Sabtu, 21 Maret 2020 seorang pria datang ke Intalasi Gawat Darurat Eka Hospital BSD sekitar pukul 04.00 dalam kondisi batuk.
Communications Strategic of Lion Air, Danang Mandala Prihantoro mengatakan Lion Air menerima konfirmasi bahwa Capt. Sutopo Putro dinyatakan meninggal dunia kurang lebih pukul 17.50 waktu setempat (Waktu Indonesia Barat, GMT+ 07) pada Minggu 22 Maret 2010 oleh dokter (tim medis).
"Sampai dengan saat ini, Lion Air belum menerima informasi yang pasti penyebab atas meninggalnya almarhum. Lion Air menyampaikan rasa duka cita yang sangat mendalam atas kepergian salah satu penerbang terbaik. Semoga keluarga dan karib kerabat yang ditinggalkan diberikan ketabahan," ucap Danang.
Jenazah, kata Danang, sudah diserahterimakan kepada pihak keluarga dan telah dimakamkan pada hari yang sama, Minggu, 22 Maret 2020. Menurut dia, alharhum memiliki catatan terkait perilaku, kesehatan serta kinerja (performance) yang cukup baik.
"Berdasarkan rekam medis, pengecekan kesehatan (medical check-up) terakhir almarhum pada 4 Maret 2020, dimana yang bersangkutan dinyatakan sehat dan laik terbang (fit for flight). Tidak ada catatan yang menunjukkan penggunaan obat-obat terlarang dan narkoba," ungkap Danang.
Direktur PR Korporat Eka Hospital dr James Carlos dalam keterangan resmi menjelaskan kronologi tentang adanya seorang pria yang meninggal dunia pada Hari Minggu, 22 Maret 2020 di Eka Hospital BSD.
"Pada hari Sabtu, 21 Maret 2020 seorang pria datang ke Intalasi Gawat Darurat Eka Hospital BSD sekitar pukul 04.00 dalam kondisi batuk, demam, sesak napas, dengan riwayat perjalanan ke Malaysia kira-kira satu minggu sebelum masuk rumah sakit," ucap James.
Pasien, kata dia, langsung ditangani oleh tim dokter yang bertugas saat itu. Dilakukan pemeriksaan oleh dokter spesialis paru dan serangkaian pemeriksaan penunjang lainnya dengan kecurigaan mengarah pada infeksi virus COVID-19.
"Untuk meninggal karena positif Covid-19 masih dugaan karena pasien belum melakukan pemeriksaan swab," ujar James.
Pada hari Minggu, 22 Maret 2020 sekitar pukul 13.00 kondisi pasien mengalami perburukan dan dokter segera memberikan respon cepat berupa prosedur resusitasi jantung paru.
"Pukul 16.30 pasien kembali mengalami perburukan dan dilakukan tindakan resusitasi kembali namun akhirnya pasien meninggal dunia pada pukul 17.44," ujar James. []