Jakarta - Pada Januari 2016, Profesor Steven Emslie dari University of North Carolina Wilmington berhasil menemukan kuburan penguin berusia ribuan tahun di sebuah situs di benua ini. Hal ini terungkap setelah es di Antartika mencair akibat pemanasan global.
Saat menyingkap batuan di Pantai Scott, Emslie menemukan sisa-sisa penguin yang baru mati bersama sisa mumi penguin yang lebih tua. Diketahui sisa tubuh penguin tersebut berasal dari anak penguin Adelie yang merupakan spesies dengan angka kematian tertinggi dibandingkan penguin lain.
Melansir laman The Independent, Jumat, 2 Oktober 2020, ada hal yang membingungkan dari penemuan kuburan penguin tersebut, yakni terdapatnya noda kotoran segar di lapisan es. Hal tersebut membuat bingung peneliti, pasalnya tidak ada catatan koloni penguin Adelie yang menghuni kawasan tersebut.
Ekspedisi pertama yang dipimpin Robert Falcon Scott, mengunjungi laut Ross pada kisaran tahun 1901 dan 1903. Mereka tidak menemukan adanya koloni penguin Adelie di wilayah tersebut. Kemudian juga ada ekspedisi lain yang dilakukan Ernest Shackleton pada 1907-1909, yang dimana mereka juga tidak mengungkap kawanan penguin jenis ini di lokasi tersebut.
Namun dengan adanya penemuan sejumlah besar tulang, bulu, dan bangkai burung yang masih segar oleh Emslie, para peneliti mencoba untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut. Dalam ekspedisinya, Emslie mengungkapkan bahwa tanah tempat penempuan bangkai tersebut terlihat sangat kering dan berdebu. Dia menyiratkan bahwa ada beberapa periode pendudukan yang ditinggal koloni penguin Adelie selama ribuan tahun.
Mumi penguin berusia 800 tahun. (Foto: Steven Emslie)
"Selama bertahun-tahun saya melakukan penelitian di Antartika, saya belum pernah melihat situs seperti ini. Kami menggali tiga dari gundukan ini, menggunakan metode yang mirip dengan arkeolog, untuk memulihkan jaringan tulang, bulu dan kulit telur penguin yang terawetkan," kata Emslie.
Berdasarkan analisis radiokarbon yang diambil dari sampel sisa tubuh burung tersebut menunjukkan bahwa sisa-sisa tubuh penguin yang masih segar tersebut merupakan fosil kuno. Fosil tersebut terawetkan dengan sempurna oleh es dan salju dalam kurun waktu 800 tahun. Fosil tersebut terungkap setelah iklim mencairkan es tersebut sehingga sisa-sisa tubuh burung tersebut terlihat seperti masih baru.
"Pencairan salju baru-baru ini mengungkapkan sisa-sisa lama yang diawetkan, dibekukan dan terkubur sampai sekarang adalah penjelasan terbaik dari asal muasal tumpukan sisa-sisa penguin dari berbagai usia yang kami temukan di sana," ucap Emslie.
Hasil analisis tersebut juga mengungkapkan bahwa tiga situs di wilayah tersebut sudah digunakan selama tiga zaman yang berbeda. Emslie mengatakan koloni penguin Adelie paling awal menempati daerah tersebut berlangsung dari 5.135 hingga 2.750 tahun silam.
Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan jurnal Geology, Emslie mengatakan bahwa akan semakin banyak situs-situs yang terungkap seiring pemanasan iklim yang terjadi di Antartika dan Laut Ross.[]