Jakarta - Raksasa minyak milik Arab Saudi, Aramco, hari Selasa, 4 Mei 2021, melaporkan lonjakan keuntungannya 30% pada kuartal pertama tahun 2021, dibanding tahun lalu yang dipengaruhi oleh harga minyak mentah yang lebih tinggi.
Kenaikan itu diperoleh ketika beberapa negara ekonomi terbesar di dunia sedang berupaya keluar dari resesi sekaligus melonggarkan pembatasan di tengah peluncuran vaksin untuk memerangi pandemi Covid-19.
Laporan keuangan perusahaan itu menunjukkan pendapatan bersih 21,7 miliar dolar AS untuk tiga bulan pertama tahun 2021, dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu ketika pendapatan Aramco turun menjadi 16,7 miliar dolar AS. Penurunan keuntungan itu karena efek pandemi virus corona secara dramatis menurunkan permintaan atas minyak secara global.
Salah satu tanki minyak di kantor pusat perusahaan minyak Arab Saudi Aramco di Damam, 11 November 2007. (Foto: Dok/voaindonesia.com - Reuters).
Harga minyak mentah Brent anjlok menjadi sekitar 20 dolar AS per barel pada titik terendah tahun 2020 lalu.
Perusahaan minyak Arab Saudi menyatakan kenaikan laba itu terutama mencerminkan dampak pada harga minyak mentah yang lebih tinggi, ketika rata-rata mencapai sekitar $60 per barel dalam beberapa bulan terakhir.
Harga terus naik di tengah meningkatnya permintaan global untuk minyak mentah dan pemotongan produksi secara teratur oleh produsen untuk menjaga keseimbangan dalam pasar.

Aramco memproduksi sekitar 9,2 juta barel minyak mentah per hari pada tahun 2020, dibandingkan dengan rata-rata produksi tahun ini sekitar 8,6 juta barel per hari untuk kuartal pertama 2021.
Perusahaan tersebut mengkonfirmasi rencana pembayaran dividen yang dijanjikan sebesar 18,75 miliar dolar AS bagi pemegang sahamnya pada kuartal ini, atau bernilai 75 miliar dolar AS setahun. Hampir semua pembayaran dividen itu masuk ke pemerintah Saudi, yang memiliki lebih dari 98% saham perusahaan, dengan 1,7% sisanya diperdagangkan di pasar saham Saudi (mg/lt)/voaindonesia.com. []