Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan secara resmi meresmikan Jl. Laksamana Keumalahayati pada Jalan Kali Malang sisi Utara, Jakarta Timur, Selasa 23 November 2021.
"Alhamdulillah, sejak kemarin Jalan Inspeksi Kalimalang Sisi Sebelah Utara, resmi berganti nama menjadi Jalan Laksamana Keumalahayati Peresmian ini juga dihadiri oleh Ketua Perkumpulan Masyarakat Aceh, Surya Dharma dan Gubernur Aceh, Nova Iriansyah secara daring," tulis Anies dalam akun Istagram miliknya, Rabu, 24 November 2021.
Ini penghargaan bagi kaum perempuan di Indonesia. Dengan ditabalkan nama Laksamana Perempuan Pertama di Dunia yang berasal dari Aceh, menjadi nama jalan di Jakarta.
Masyarakat Aceh memiliki peran penting dalam sejarah panjang kemerdekaan bangsa Indonesia aceh telah melahirkan begitu banyak pahlawan yang dikenal di tingkat nasional.
"Peresmian nama jalan ini sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan yang setinggi-tingginya dari Pemprov DKI Jakarta kepada Pahlawan Nasional Laksamana Keumalahayati keluarga besarnya, dan masyarakat Aceh pada umumnya," ucap Anies.
Penetapan jalan Laksamana Keumalahayati bentuk penghormatan negara pada laksamana wanita tangguh nusantara ini. Ini perlu diberi apresiasi.
- Baca Juga: Jakarta Biennale 2021, Anies: Tak Hanya Pusat Perekonomian
- Baca Juga: Anies Hadiri Pelatihan Resiliensi Sekolah untuk Mitigasi Bencana
"Masyarakat Aceh memiliki peran penting dalam sejarah panjang kemerdekaan bangsa Indonesia. Aceh telah melahirkan begitu banyak pahlawan yang dikenal di tingkat nasional mulai dari Teuku Umar, Sultan Iskandar Muda, Teungku Chik di Tiro, Cut Nyak Dhien, Cut Nyak Meutia, Teuku Nyak Arif, dan Teuku Muhammad Hasan," ujar Anies.
Profil Laksamana Malahayati

Staf Khusus Menteri ATR/Kepala BPN Bidang Hukum Adat M. Adli Abdullah menjelaskan tentang Laksamana Keumalahayati. Ayahnya bernama Laksamana Mahmud Syah. Kakeknya dari garis ayahnya adalah Laksamana Muhammad Said Syah, putra dari Sultan Salahuddin Syah yang memerintah Aceh pada tahun 1530–1539 M.
Adapun Sultan Salahuddin Syah adalah putra dari Sultan Ali Mughayat Syah (1513–1530 M), pendiri Kerajaan Aceh Darussalam, paska kejatuhan Melaka ke tangan Portugis yang dipimpin oleh laksamana Alfonso de Alberque .
Sedangkan Laksamana Keumalahayati, pada tahun 1585–1604, diangkat sebagai Kepala Barisan Pengawal Istana Panglima Rahasia dan Panglima Protokol Pemerintah dan memimpin 2.000 pasukan Inong Balee (janda-janda pahlawan yang suaminya syahid melawan Portugis di kawasan kepulauan Riau dan Selat Melaka) oleh Sultan Saiful Mulammil (1584-1604)
Laksamana Keumalahayati pernah menggagalkan usaha Belanda menapak kakinya di Aceh pada tahun 1559, bahkan pada tanggal 11 September 1599, laksamana Cornelis de Houtman terbunuh ditangannya, dan adiknya Frederick dipenjarakan di Aceh.
Selama di penjara Aceh selama dua tahun, Frederick memanfaatkan waktu dengan belajar bahasa Melayu dan ilmu astronomis. Tahun 1601 Frederick dibebaskan oleh Laksamana Keumalahayati melanjutkan perjalanan ke Jakarta.
Pada 1603, setelah kepulangannya ke Belanda, Frederick menerbitkan pengamatan bintangnya pada lampiran kamus bahasa Malayu dan Madagaskar (Spraeck ende woordboeck inde Maleysche ende Madagaskarsche talen).
Laksamana Keumalahayati sangat disegani baik oleh lawan maupun kawan. Ia merupakan aset bangsa dan negara yang terus perlu digelorakan spirit yang dibawanya. Supaya generasi Indonesia dapat mewarisi keberanian dan kecerdikan Pahlawan Nasional Laksamana Keumalahayati.
- Baca Juga: Kementerian ATR/BPN Gelar Pelatihan Penyusunan RDTR Tingkat Menengah 2021
- Baca Juga: Menteri ATR/BPN Minta Masyarakat Lapor Jika Ada Oknum Persulit Urusan Pertanahan, Begini Tanggapan LBH Bara JP
“Maka penetapan nama Jalan Laksamana Keumalahayati yang dulunya jalan inspeksi Kalimalang Jakarta, diharapkan dapat menyemangati generasi kini dan kedepan untuk menjadikannya suri tauladan dan cinta tanah air” ucap M Adli.
"Tanpa alasan apapun, kita perlu memberi apresiasi atas inisiasif Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk penabalan ini," ujarnya. []