Jakarta - Pejabat kesehatan di Tiongkok telah mempublikasikan rincian pertama lebih dari 44.0000 kasus virus corona baru atau COVID-19, dalam studi terbesar sejak wabah terjadi. Data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China (CCDC) menemukan lebih dari 80 persen kasusnya ringan dengan orang sakit dan lansing paling berisiko tertular.
Penelitian ini juga menunjukkan risiko tinggi bagi staf medis. Seperti diberitakan dari BBC News, Selasa, 18 Februari 2020, seorang direktur rumah sakit di Wuhan, Provinsi Hubei, meninggal karena virus corona pada Selasa pekan lalu.
Liu Zhiming, 51 tahun adalah Direktur Rumah Sakit Wuchang di Wuhan, salah satu rumah sakit terkemuka di pusat penyeberan virus. Ia adalah salah satu pejabat kesehatan paling senior yang meninggal. Hubei menjadi provinsi yang paling parah terkena dampak wabah virus.
Laporan dari CCDC menunjukkan, tingkat kematian di Provinsi Hubei adalah 2,9 persen dibandingkan dengan 0,4 persen di seluruh China. Temuan ini menunjukkan tingkat kematian secara keseluruhan mencapai 2,3 persen. Angka resmi terbaru di Tiongkok yang dirilis pada Selasa ini, 18 Februari 2020 menyebutkan, jumlah korban meninggal mencapai 1.868 orang dengan yang terinfeksi 72.436.

Seorang pejabat melaporkan, 98 kematian baru dan 1.886 kasus baru dalam satu hari terakhir. Dari jumlah itu, sebanyak 93 korban meninggal dan 1.807 terinfeksi ada di Provinsi Hubei. Menurut Departemen Kesehatan China, jumlah pasien yang berhasil sembuh mencapai 12.000 orang.
Laporan yang dirilis CCDC Senin, 17 Februari 2020 dan diterbitkan dalam Chinese Journal of Epidemiology, memperlihatkan lebih dari 44.000 kasus virus corona yang dikonfirmasikan di Tiongkok pada 11 Februari. Sementara hasil sebagian besar mengkonfirmasi deskripsi sebelumnya dari virus dan pola infeksi. Penelitian ini mencakup 44.672 kasus yang dikonfirmasi di seluruh China.
Ditemukan bahwa 80,9 persen infeksi dikasifikasikan sebagai ringan, 13,8 persen parah dan hanya 4,7 persen dalam kondisi kritis. Jumlah kematian diantara mereka yang terinfeksi tetap rendah, tetapi meningkat di kalangan usia di atas 80 tahun.
Berdasarkan jenis kelamin, kecenderungan pasien pria meninggal lebih tinggi dibandingkan wanita dengan perbandingan 2,8 persen: 1,7 persen. Studi ini juga mengidentifikasikan penyakit mana yang menempatkan pasien pada risiko. Penyakit kardiovaskular berada di urutan pertama, diikuti diabetes, penyakit pernafasan kronis, dan hipertensi.
Terkait staf medis yang berisko terinfeksi, laporan itu menyebutkan bahwa 3.019 petugas kesehatan telah terinfeksi, 1.716 di antaranya merupakan kasus yang dikonfirmasi. Lima orang meninggal pada 11 Februari, yang merupakan hari terakhir dari data yagn dimasukkan dalam penelitian. Pada 13 Februari lalu, China memperluas definisi tentang cara mendiagnosa orang, termasuk "kasus yang didiagnosa secara klinis" yang sebelumnya dianggap terpisah dari "kasus yang dikonfirmasi".[]