Padang - Tugu atau monumen berdiri atas dasr baragam hal. Salah satunya, untuk memperingati sebuah peristiwa sejarah dalam momentum tertentu. Di Kota Padang, Sumatera Barat, kehadiran tugu dan monumen kian mempercantik tatanan kota. Sebagian bahkan menjelma menjadi destinasi wisata.
Kali ini, Tagar mencoba merangkum 5 tugu dan monumen yang berdiri di Kota Padang. Kurang lengkap rasanya bagi wisatawan yang berkunjung ke pusat ibu kota Sumbar itu, jika tidak singgah dan melewati tugu tersebut.
1. Tugu Merpati Perdamaian
Tugu Perdamaian Merpati Putih berdiri di Kawasan Muaro Lasak, Pantai Padang. Pembangunan ikonik ini bahkan diresmikan langsung oleh Presiden Joko Widodo ketika menghadiri kegiatan Sail Komodo pada April 2016.
Hari ini, nyaris setiap wisatawan yang berkunjung ke Kota Padang, menyempatkan diri berselfie di Tugu Merpati Perdamaian yang posisinya persi berada di bibir pantai.
2. Tugu Gempa 30 September 2009
Sesuai namanya, tugu ini dibangun untuk mengenang para korban dalam peristiwa gempa bumi berkekuatan 7,6 magnitudo yang terjadi 30 September 2009. Ribuan nyawa melayang dalam tragedi besar tersebut.

Menurut data Satkorlak PB Sumbar, korban meninggal dunia akibat gempa besar itu mencapai 1.117 orang tersebar di tiga kota dan empat kabupaten di Sumbar. Korban luka berat mencapai 1.214 orang, luka ringan 1.688 orang, dan korban hilang satu orang. Sedangkan sebanyak 135.448 unit rumah rusak berat, 65.380 rumah rusak sedang dan 78.604 rumah rusak ringan.
Tugu ini diresmikan pada peringatan satu tahun gempa pada tanggal 30 September 2010 oleh Wali Kota Padang Fauzi Bahar (pada masa itu) dan diprakarasi Ketua Himpunan Bersatu Teguh (HBT), Andreas Sofiandi. Tugu itu berdiri di Jalan Khairil Anwar, Kecamatan Padang Barat, Kota Padang.
3. Tugu Api Padang Area
Namanya Tugu Api Padang Area. Tugu besar ini berdiri kokoh di kawasan Simpang Haru, Jalan Dr Soetomo, Kecamatan Padang Timur, Kota Padang. Lokasi yang jalannya diatur seperti bundaran ini juga kerap dijadikan tempat tongkorongan anak muda. Sejak 2016, Pemerintah Kota Padang terus membenahi tempat tersebut menjadi lebih baik, aman dan nyaman setelah beberapa waktu sebelumnya lokasi itu rawan dengan aksi pemalakan.
Tugu Api Padang Area yang berada di Simpang Haru, Jalan Dr Soetomo, Kecamatan Padang Timur, Kota Padang, Sumbar. (Foto: Tagar/Muhammad Aidil)
Dari berbagai sumber yang dihimpun Tagar, monumen ini melambangkan perjuangan para pahlawan. Hal itu diinterpretasikan dalam bentuk lidah api yang membara. Bentuk tiga lidah api ini melambangkan falsafah dalam adat Minangkabau, Tungku Tigo Sajarangan dan Tali Tigo Sapilin. Terdiri dari Bundo Kanduang atau Ninik Mamak, Alim Ulama dan cerdik pandai.
Tugu ini dibangun pada tahun 1991 dan selesai setahun setelahnya. Monumen ini juga didirikan sebagai bentuk penghargaan terhadap kaum perempuan Minangkabau menganut sistem matrilineal atau berdasarkan garis keturuan ibu.
4. Tugu Padang IORA
Tugu Indian Ocean Rim Association (IORA) yang artinya Asosiasi Negara-negara Pesisir Samudra Hindia ini juga dijadikan tempat berswafoto para pengunjung pantai Padang. Asosiasi ini beranggotakan 20 negara dan enam mitra dialog.
Salah satu landmark Kota Padang yang paling sering dikunjungi, Tugu Padang IORA. (Foto: Tagar/Muhammad Aidil)
Tugu ini disebut-sebut sebagai salah satu landmark Kota Padang yang paling sering dikunjungi lantaran posisinya yang berada persis di pinggir jalan dan langsung menghadap ke pantai.
Tak jarang, para wisatawan baik dari dalam Kota Padang maupun luar Sumbar sering mengabadikan dengan berfoto di tugu yang dibangun dalam rangka iven internasional tersebut.
5. Tugu Simpang Tinju
Sesuai namanya, tugu ini berbentuk seperti kepalan tangan menengadah ke atas. Bangunan ini berada di pertigaan jalan penghubung ke kawasan Lapai dan Jati di Kota Padang.
Tugu perjuangan Simpang Tinju yang dibangun untuk mengenang gugurnya mantan Wali Kota Padang, Bagindo Aziz Chan yang tewas ditembak dalam masa perjuangan melawan penjajah Belanda pada tanggal 19 Juli 1947. (Foto: Tagar/Muhammad Aidil)
Tugu Simpang Tinju dibangun sebagai bentuk penghargaan atas gugurnya Wali Kota Padang Bagindo Aziz Chan kedua yang gugur dalam perjuangan melawan Belanda pada tanggal 19 Juli 1947.
Pemerintah baru membangun tugu Simpang Tinju tahun 1983. Disimbolkan dengan kepalan tangan lantaran pada masa itu, Bagindo Aziz Chan adalah seorang Wali Kota Padang.
Wali Kota merupakan jabatan tertinggi di suatu kota dan pembunuhan terhadap pemimpin tertinggi wilayah adalah sebagai bentuk perlawanan yang diberikan oleh pihak musuh (Belanda) kepada warga Padang. [PEN]