Jakarta - Komite Penggerak Nawacita (KPN) gabungan organisasi relawan Jokowi menginisiasi berdirinya lumbung pangan berbasiskan Rukun Warga di berbagai titik di DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur. Langkah ini ditempuh untuk mengantisipasi kondisi rawan pangan di tengah situasi pandemi Covid-19.
Juru Bicara KPN Dedy Mawardi mengatakan pihaknya mendorong jaringan di berbagai daerah mempersiapkan lumbung pangan sebagai wujud gotong-royong dalam menghadapi krisis pangan pada masa pandemi yang belum diketahui kapan berakhir.
“Pandemi ini sudah mulai mengguncang tatanan sosial ekonomi, PHK massal, bisnis berhenti, daya beli masyarakat turun, ketersediaan bahan pokok minim dengan keterbatasan mobilisasi barang. Jadi kami sangat khawatir akan terjadi kerawanan pangan dalam waktu yang cukup panjang ke depan,” ujar Dedy dalam keterangan tertulis diterima Tagar, Kamis, 23 April 2020.
Dedy Mawardi yang juga Sekretaris Jenderal Sektretariat Nasional (Seknas) Jokowi ini meminta pemerintah lebih fokus mempersiapkan semua jajaran menghadapi kemungkinan kerawanan pangan ke depan.
Pandemi ini sudah mulai mengguncang tatanan sosial ekonomi, PHK massal, bisnis berhenti, daya beli masyarakat turun.
Kardus berisi bahan pangan di antaranya mi instan, teh, beras, gula, kecap di lumbung pangan Komite Penggerak Nawacita (KPN), untuk dibagikan kepada masyarakat terdampak Covid-19. (Foto: KPN)
Ketua Umum Masyarakat Pemerhati Pangan (MAPPAN) Indonesia, Wignyo Prasetyo, juga tergabung dalam Komite Penggerak Nawacita. Ia mengatakan lumbung pangan sangat penting. Dan juga harus dijaga jangan sampai terjadi kelangkaan pangan.
“Lumbung pangan sangat penting. Dan jangan sampai terjadi kelangkaan pangan. Memang satu bulan ke depan akan panen raya, setelah itu masuk musim kemarau. Pemerintah sejak dini perlu secara masif mendorong produksi pangan alternatif untuk menjamin ketahanan pangan. Ingat, situasi global akan menyulitkan untuk impor,” tutur Wignyo.
Untuk menjamin stok kebutuhan pangan, kat Wignyo, Presiden Jokowi perlu memerintahkan Kementerian Pertanian menjalankan program perluasan areal tanam.
“Penting juga Dana Desa dari Kementerian PDT (Pembangunan Daerah Tertinggal) dialihkan ke urusan produksi pangan. Program-program lain tinggalkan saja dulu,” ujar aktivis 1990-an ini.
Tumpukan karung berisi bahan pangan di lumbung pangan Komite Penggerak Nawacita (KPN). (Foto: KPN)
Ketua Umum Komunitas Alumni Perguruan Tinggi (KAPT) Ammarsjah Purba juga tergabung dalam Komite Penggerak Nawacita. Ia menambahkan pentingnya memperhatikan pendistribusian. Menurutnya, hal tersebut jangan diserahkan pada mekanisme pasar.
“Fokus arah distribusi adalah masyarakat kelas menengah ke bawah yang tinggal di perkotaan, yang wilayahnya melaksanakan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar). Kelas menengah ke bawah ini yang sangat terdampak Covid-19 dan guncangan ekonomi ini. Instrumen negara seperti Bulog dan BUMN yang bergerak di sektor pangan harus dioptimalkan. Bukan saja untuk menjamin ketersediaan, tapi juga pengendalian harga dan memastikan semua warga bangsa mendapatkan kebutuhan bahan pokoknya,” tutur Ammarsjah.
Sebelumnya, Komite Penggerak Nawacita sejak awal pandemi Covid-19 bergotong-royong mendirikan Kampung-Siaga Covid-19 berbasiskan Rukun Warga. Satu di antara programnya adalah memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya kesadaran protokol kesehatan melawan virus corona. []
Baca juga: