Jakarta - Presiden Prancis, Emmanuel Macron menyerukan perubahan besar kepemimpinan di Lebanon pasca ledakan besar bahan kimia Selasa lalu di Beirut. Macron yang tengah berada di Beirut itu meminta segera dilakukan penyelidikan internasional.
Macron menjadi pemimpin dunia pertama yang berkunjung ke Lebanon pasca ledakan. Ia menggambarkannya sebagai "metafora untuk krisis Lebanon saat ini" dan mengatakan "tatanan politik baru" diperlukan.
Jika tidak ada audit bank sentral, dalam beberapa bulan tidak akan ada lagi impor dan kemudian akan ada kekurangan bahan bakar dan makanan.
Baca Juga: China Kirim Bantuan untuk Korban Ledakan di Lebanon
Macron berjanji Prancis akan memberikan bantuan pendanaan. "Namun pemerintah Lebanon harus melaksanakan reformasi terlebih dahulu," katanya.
Simak Pula:

Murut Macron, bantuan akan diumumkan dalam beberapa hari mendatang. Prancis memastikan bantuan dikirim langsung ke organisasi bantuan yang bekerja di lapangan.
Ia menambahkan, audit bank sentral juga diperlukan. "Jika tidak ada audit bank sentral, dalam beberapa bulan tidak akan ada lagi impor dan kemudian akan ada kekurangan bahan bakar dan makanan," ucap Macron.
Presiden Macron mendapat sambutan hangat warga Lebanon yang berharap Prancis bisa memberikan bantuan dan membantu penyelidikan pimpinan mereka yag dinilai korup. "Bantu kami, Anda satu-satunya harapan kami," seru seorang warga.
"Tolong jangan memberikan uang kepada pemerintah kita yang korup," kata yang lain, sembari menambahkan, "Kami tidak bisa menerima ini lagi."
Prancis - bekas kekuatan kolonial di Lebanon - telah mengirim tiga pesawat yang membawa tim penyelamat dan peralatan medis. Sebuah kapal induk yang membawa helikopter angkatan laut, penyelidik dan pasokan lebih lanjut dijadwalkan tiba minggu depan
Sebelumnya Banyak warga Lebanon yang menyebutkan bahwa korupsi yang merajalela dan manajemen kepemerintah yang tidak benar menjadi pemicu ledakan di gudang penyimpanan yang tidak aman dekat pelabuhan Beirut.
Presiden Lebanon, Michel Aoun menyebutkan 2.750 ton amonium nitrat di gudang penyimpanan meledak. Insiden itu menyebabkan 137 orang tewas dan sekitar 5.000 luka-luka. Pemerintah menetapkan keadaan darurat selama dua minggu.
Simak Pula: Biaya Pemulihan Pasca Ledakan di Lebanon Capai Rp 219 T
Kantor berita negara Lebanon mengatakan 16 orang telah ditahan untuk penyelidikan lebih lanjut. Hakim Fadi Akiki, seorang perwakilan pemerintah di pengadilan militer, mengatakan lebih dari 18 pejabat pelabuhan dan bea cukai dan pekerja pemeliharaan di gudang itu telah diperiksa. []