Mahfud MD: Banyak Sarjana Masuk Penjara

Menkopolhukam menilai banyaknya sarjana yang masuk penjara karena korupsi akibat tidak diimbangi dengan Sujana atau bijaksana.
Menkopolhukam, Mahfud MD saat di Universitas Brawijaya Malang. (Foto: Tagar/Moh Badar Risqullah)

Malang – Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Republik Indonesia (Menkopolhukan RI), Mohammad Mahfud MD mengatakan perguruan tinggi memiliki tanggung jawab melahirkan sarjana yang budiman. Alasannya, Indonesia menurutnya saat ini mengalami krisis dengan banyaknya koruptor yang latar belakangnya adalah seorang serjana.

”Universitas (perguruan tinggi) itu jangan hanya fokus menjadikan sarjana S1, S2, S3 atau Diploma. Tapi, lahirkan sarjana yang sujana. Karena, saat ini banyak sarjana yang tidak sujana,” ungkapnya saat mengisi orasi ilmiah dalam rapat terbuka di Universitas Brawijaya (UB), Kota Malang, Minggu 5 Januari 2020.

Itulah yang dalam bahasa kita sebagai akademisi yaitu melahirkan cendekiawan intelektual.

Sarjana yang sujana menurut Mahfud MD yaitu sebagaimana ungkapan Rektor pertama Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof Sardjito yakni juga harus melahirkan lulusan perguruan tinggi yang budiman dengan memiliki otak, hati dan tingkah laku baik.

”Itulah yang dalam bahasa kita sebagai akademisi yaitu melahirkan cendekiawan intelektual. Dan cendekiawan itu sendiri adalah sarjana yang otak, logika dan rasionalitasnya baik. Tapi, akhlaknya juga baik,” kata dia yang juga Ketua Asosiasi Pengajar Hukum Tata Negara dan Administrasi Negara.

Karena itulah, Mahfud MD melanjutkan bahwa hal tersebut harus menjadi titik fokus semua perguruan tinggi di Indonesia. Apalagi, itu memang merupakan tugas dan tanggung jawab semua perguruan tinggi terhadap bangsa dan negara ini.

”Saya kira, melahirkan sarjana yang otaknya baik tidak sulit. Apalagi, peralatan dan fasilitas yang lengkap serta gizi sudah bagus. Tapi, mencetak cendekiawan intelektual itu tidak mudah dan sulit. Itu tugas kita bersama,” tuturnya.

Dia menambahkan, saat ini memang tidak tidak bisa dipungkirinya dengan banyaknya penjahat-penjahat berpendidikan yang dipenjara. Dan salah satu tindak kejahatannya yang paling sering dilakukan yaitu tindakan korupsi.

”Sebenarnya, mereka itu otaknya pintar. Tapi, pintar memalsu-malsu surat, hitungan dan hukum. Mengapa begitu, karena mereka tidak sujana itu tadi. Sehingga merusak bangsa dan negara,” ujar mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia ini.

”Kita lihat saja daftar penjahat yang menjadi penghuni penjara di Cipinang atau Sukamiskin. Terlepas dari yang direkayasa, dipolitisasi dan sebagainya. Mereka itu para sarjana,” imbuhnya.

Oleh sebab itu, dia mendorong semua perguruan tinggi tidak hanya berfikir mencetak sarjana baik dengan fasilitas yang sudah super lengkap. Namun, melupakan memberikan moral yang nantinya akan dibawa mereka ketika membangun untuk memajukan Indonesia.

”Kalau hanya begitu. Maka, bisa-bisa nantinya hanya menghambat bagi kemajuan bangsa dan negara ini. Malah menurut saya itu cenderung merusak,” tuturnya. []

Berita terkait
Partai Gelora Siap Bersaing di Pilkada Jatim
Meski masih baru, DPW Partai Gelora Jatim siap ikut bersaing dalam Pilkada Jatim 2020 pada 23 September mendatang.
0
Sejarah Ulang Tahun Jakarta yang Diperingati Setiap 22 Juni
Dalam sejarah Hari Ulang Tahun Jakarta 2022 jatuh pada Rabu, 22 Juni 2022. Tahun ini, Jakarta berusia 495 tahun. Simak sejarah singkatnya.