Tegal - Sebuah rumah makan di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah memiliki konsep berbeda dengan rumah makan pada umumnya. Jika umumnya ada biaya untuk setiap menu makananan dan minuman, rumah makan bernama Roemah Makan Rakjat ini justru menggratiskan warga yang hendak makan ataupun minum.
Roemah Makan Rakjat berlokasi di Jalan MT Haryono KM 1 Slawi - Jatibarang, Desa Kalisapu, Kecamatan Slawi. Menempati sebuah rumah toko (ruko), lokasinya berada tak jauh dari SMK YPE Nusantara Slawi.
Keberadaannya ditandai dengan sebuah papan penunjuk yang dipasang di tepi jalan bertuliskan Roemah Makan Rakjat dan Makan Gratis Untuk Rakyat.
Sesuai tulisan dalam papan itu, siapa saja boleh datang dan makan gratis di rumah makan tersebut tanpa dikenai syarat apapun. Tidak hanya pada hari-hari tertentu saja, tetapi setiap hari. Buka setiap hari mulai pukul 12.00 WIB, menu makanan yang disajikan berbeda-beda.
Lantaran tak perlu membayar, rumah makan yang buka sejak Juli 2020 itu selalu ramai oleh warga. Mereka berasal dari berbagai kalangan mulai dari tukang becak, sopir ojek online, ibu rumah tangga, hingga pekerja kantoran.
Rumah makan ini diniatkan untuk membantu masyarakat terutama di kebutuhan dasar, yakni makan. Tidak hanya untuk masyarakat miskin, tetapi untuk umum.

Manajer Roemah Makan Rakjat, Indra Rizal mengatakan pendirian Roemah Makan Rakjat bertujuan untuk membantu masyarakat yang perekonomiannya terdampak pandemi Covid-19.
"Rumah makan ini diniatkan untuk membantu masyarakat terutama di kebutuhan dasar, yakni makan. Tidak hanya untuk masyarakat miskin, tetapi untuk umum. Semua masyarakat yang terdampak pandemi dan membutuhkan makan," kata Indra, Sabtu, 7 November 2020.
Indra mengungkapkan, setiap hari, makanan yang disajikan berkisar 80 hingga 100 porsi. "Habisnya cepat karena bukanya pas jam makan siang. Sebelum buka, biasanya warga sudah berdatangan untuk makan," ujar dia.
Menurut Indra, ide pendirian Roemah Makan Rakjat berawal dari komunitas Pesantren Bisnis Indonesia yang anggotanya berada di sejumlah daerah, termasuk Kabupaten Tegal. Namun pengelolaannya dilakukan oleh relawan dari berbagai komunitas dan kalangan.
Mereka secara sukarela berbagi tugas, mulai dari memasak hingga menyiapkan makanan dan minuman. "Relawannya berganti-ganti. Hari ini ibu-ibu, besok siswa SMK, besoknya lagi berbeda lagi," sebutnya.
Baca juga: Wisata PLTD Apung Aceh Suguhkan Kopi Gratis dan Rapai Geleng
Terkait pendanaan operasional rumah makan, menurut Indra, berasal dari donatur tetap dan tidak tetap. Mereka tertarik berdonasi karena tujuan Roemah Makan Rakjat positif.
"Donasinya tidak terbatas hanya uang, tetapi bisa juga barang, seperti sayur dan makanan matang," ucapnya.
Baca juga: Akhir Pekan Polisi Gelar Rapid Test Gratis untuk Warga Aceh
Setelah berjalan sekitar empat bulan, Indra menyebut Roemah Makan Rakjat berkomitmen akan terus buka meski nantinya pandemi sudah berakhir.
"Rencananya buka selamanya. Kalau pandemi sudah selesai kami terus berjalan. Masyarakat juga inginnya tidak selesai ketika pandemi berakhir," jelas dia.
Baca juga: November 2020 Dapat Token Listrik Gratis, Gini Cara Klaimnya
Salah satu warga, Sutisno, 43 tahun, merasa terbantu dengan adanya Roemah Makan Rakjat karena pendapatannya sebagai sopir ojek online merosot sejak virus corona mewabah.
Sebelum pandemi, Sutisno biasanya bisa mengantongi pendapatan hingga Rp 100 ribu per hari. Kini, saban hari penghasilannya paling banyak hanya Rp 50 ribu.
"Lagi pandemi kayak gini orderan sepi. Jadi terbantu dengan adanya rumah makan ini. Tapi saya tidak setiap hari datang ke sini. Kalau di rumah masak ya makan di rumah," imbuh dia. []