Malang: Mahasiswa FTP-UB Temukan Monster dalam Telur Ayam

Mahasiswi FTP UB Malang, Jawa Timur meraih penemuan terbaru berupa sebuah alat yang mampu mensterilisasikan bakteri berbahaya.
Mahasiswi Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya (FTP UB) Malang, Jawa Timur yang menemukan monster dalam telur ayam. (Foto: Felix)

Malang, (Tagar 12/7/2017) – Mahasiswi Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya (FTP UB) Malang, Jawa Timur meraih penemuan terbaru berupa sebuah alat yang mampu mensterilisasikan bakteri berbahaya seperti salmonella, e-colli, maupun shigella dari telur ayam. Alat yang diberi nama Monster (Modern Sterilization Machine) akan dipasarkan setelah melalui tahap uji coba (demo).

Alat sederhana tersebut mulai dibuat pada bulan Maret dan berakhir sekitar pertengahan bulan April 2017.

Faradyna Sumarsono, mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian UB semester 8) yang didaulat sebagai ketua tim mengatakan, pembuatan alat ini terdorong dengan makin meningkatnya penyakit yang disebabkan oleh bakteri salmonella yang sering disebut dengan nama salmonelasis. Gejala penyakit ini biasanya disertai gejala pusing dan diare, sehingga sering kali menyebabkan penyakit bagi masyarakat karena minimnya pengetahuan yang diperoleh masyarakat tentang bahaya bakteri tersebut.

“Dari situlah, tercetuslah ide pembuatan alat ini. Cara bakteri berbahaya ini masuk ke dalam telur ayam melalui perantara air atau bisa juga karena terlalu lama disimpan pada suhu ruang, Tujuan alat ini diciptakan, selain untuk menghilangkan bakteri berbahaya seperti salmonella, juga agar masa penyimpanan telur ayam lebih lama dari biasanya dan lebih aman untuk dikonsumsi,” kata Faradyna, gadis cantik berlesung pipit asal Mojokerto.

Bersama anggota tim lainnya, Faradyna kemudian menjelaskan bahwa cara penggunaan alat itu, terlebih dahulu disterilkan duluan di ruang plasma dengan sinar UV selama 10 menit untuk mencegah kontaminasi dari lingkungan luar. Setelah 10 menit, baru kemudian telur dimasukkan ke ruang plasma lalu setting waktu dan voltase input serta dilakukan sterilisasi. Kemudian menekan tombol timer (waktu terbaik 5 menit) lalu tunggu sampai proses selesai. Dan plasma merupakan fase ke-4 berupa gas yang terionisasi yang diubah menjadi ozone dan yang mampu mensterilisasikan telur.

“Berkat bimbingan Endrika Widyastuti SPt MP MSc, kami akhirnya berhasil menciptakan prototipe alat yang telah selesai diriset ini. Kelak akan menjadi salah satu terobosan di bidang teknologi pertanian di Indonesia. Penelitian ini tinggal menunggu hasil akhir penyimpanan telur. Dengan ditemukannya alat ini, waktu normal untuk penyimpanan telur yang biasanya mencapai dua minggu pada suhu ruang dan 20 hari di dalam lemari es bisa bertambah minimal 6 hari daya simpannya setelah menggunakan alat tersebut. Kami terus mencari ide,” tegasnya. (felix)

Berita terkait