Malaysia Hancurkan Puluhan Rumah Pengembara Laut di Sabah

Kementerian Pariwisata, Kebudayaan dan Lingkungan Sabah mengatakan bahwa “138 pemukiman tidak sah” dihancurkan antara Selasa dan Kamis
Permukiman masyarakat Bajau Laut terlihat di Laut Sulawesi di negara bagian Sabah Malaysia di Kalimantan, 17/2/2009. (Foto: voaindonesia.com/REUTERS/Bazuki Muhammad)

TAGAR.id – Pasukan keamanan Malaysia telah menghancurkan hampir 140 rumah milik masyarakat adat yang tinggal di laut di lepas pantai Negara Bagian Sabah, Pulau Kalimantan, dalam tindakan keras antikejahatan. Hal ini dikatakan oleh staf kementerian pemerintah setempat pada hari Jumat (7/6/2024).

Kementerian Pariwisata, Kebudayaan dan Lingkungan Sabah mengatakan bahwa “138 pemukiman tidak sah” dihancurkan antara Selasa (4/6/2024) dan Kamis (6/6/2024.

Operasi tersebut dilakukan karena masalah keamanan dan aktivitas kriminal lintas perbatasan, kata staf kementerian itu dalam sebuah pernyataan, seraya menambahkan “kedaulatan hukum negara harus ditegakkan.”

Daerah itu sebagian besar dihuni oleh penduduk asli Bajau Laut (Orang Bajo, red), sebuah komunitas pengembara yang sebagian besar tinggal di laut tanpa kewarganegaraan dan biasanya tinggal di sepanjang pantai dalam rumah panggung dan gubuk.

bendera Malaysia di Menara KLIlustrasi - Bendera nasional Malaysia berkibar di bawah Menara KL yang diselimuti kabut di Kuala Lumpur, Malaysia, 18/9/2019. (Foto: voaindonesia.com/AP)

Para aktivis mengutuk tindakan pemerintah Malaysia tersebut.

“Apakah situasi ini menciptakan lingkungan yang lebih aman? Berapa banyak uang negara yang telah dicuri oleh Bajau Laut sehingga mereka diperlakukan seperti binatang?” Demikian postingan Mukmin Nantang, pendiri kelompok aktivis Borneo Komrad, di Facebook dalam bahasa Melayu pada hari Kamis.

Sebuah LSM hak asasi lokal, Pusat KOMAS, mengatakan pada hari Kamis bahwa suku Bajau Laut “menghadapi diskriminasi sistemik,” dan dia menambahkan, “pemusnahan paksa mereka menimbulkan pertanyaan serius mengenai perlakuan tidak adil terhadap etnis minoritas di Malaysia.”

Video yang tersebar secara online menunjukkan sebuah gubuk terbakar dan rumah panggung hancur terendam air. Kantor berita AFP tidak dapat memverifikasi keaslian rekaman tersebut.

Mengutip sumber kepolisian, kementerian tersebut menuduh beberapa pemilik rumah membakar rumah mereka untuk mendapatkan simpati dan menyebarkan rekaman secara online.

bendera Malaysia di Menara KLIlustrasi - Bendera nasional Malaysia berkibar di bawah Menara KL yang diselimuti kabut di Kuala Lumpur, Malaysia, 18/9/2019. (Foto: voaindonesia.com/AP)

Pada awal Mei 2024, para pengembara laut itu diberi pemberitahuan untuk meninggalkan tempat mereka karena mereka telah membangun rumah tanpa izin di dalam Taman Laut Tun Sakaran yang dilindungi, kata kementerian tersebut.

Pembongkaran rumah-rumah tersebut juga bertujuan untuk melindungi taman dari penangkapan ikan ilegal, pertanian, dan pendirian bangunan tanpa izin, katanya.

Suku Bajau Laut biasanya membangun rumah panggung di atas terumbu karang di taman dengan keanekaragaman hayati laut yang kaya dan terkenal dengan scuba diving dan snorkeling.

Sabah adalah negara bagian terbesar kedua dari 13 negara bagian Malaysia, yang berbagi perbatasan darat dengan Indonesia dan perbatasan laut dengan Brunei dan Filipina. (lt/ab)/AFP/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Penahanan Pekerja Migran Indonesia di Sabah Tanpa Batas Waktu Dikecam
Buruknya kondisi buruh migran asal Indonesia di pusat-pusat tahanan imigrasi di Sabah, Malaysia, kembali disorot