Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengisyaratkan porsi kepemilikan asing di pasar modal nasional semakin menurun. Ini membuat porsi investor domestik di Bursa Efek Indonesia mendominasi sebesar 51,2 persen hingga berdasarkan data Jumat, 9 Oktober 2020.
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan, Wimboh Santoso menyebutkan, investor domestik mendominasi pasar saham. Sebesar 73 persen transaksi saham saat ini berasal dari investor ritel, transaksi ini merupakan yang terbanyak dalam lima tahun terakhir.
Kita dapat kritik dari investor asing, karena hedging belum lengkap, mulai dari hedging nilai tukar, suku bunga, dan hedging default.
“Kami bangga dengan kinerja pasar modal yang akhir-akhir ini sudah mulai menggeliat. Transaksi saham di dominasi oleh investor domestik khususnya investor ritel mewarnai transaksi tersebut,” katanya dalam acara pembukaan Capital Market Summit & Expo 2020 secara virtual, di Jakarta, Senin, 19 Oktober 2020, seperti diberitakan dari emitennews.com.
Menurutnya, kedepan, OJK akan fokus pada tiga hal utama sebagai upaya mewujudkan pasar modal yang teratur, wajar, dan efisien. Ketiga strategi tersebut yakni memperbanyak instrumen investasi, memperkuat infrastruktur digital, dan membangun optimisme pengusaha.

“Kami mengingatkan kembali, upaya extradordinary yang sudah dilakukan. Poin yang pertama adalah instrumen investasi harus kita perbanyak, baik untuk investor retail maupun corporate,” ucap Wimboh.
Wimboh berharap dengan cara penambahan instrumen investasi tersebut dapat mendorong transaksi investor ritel. Per akhir September 2020, investor ritel pasar modal telah mencapai 3,2 juta single investor identification (SID).
Selain itu, OJK juga memperhatikan banyaknya permintaan dari investor asing terkait, instrumen derivatif lindung nilai atau hedging di pasar modal yang belum lengkap. OJK berkomitmen untuk memfasilitasi hal tersebut.
"Kita dapat kritik dari investor asing, karena hedging belum lengkap, mulai dari hedging nilai tukar, suku bunga, dan hedging default. Karena itu, kalau ada sentimen negatif di pasar modal yang dilakukan investor asing adalah sell off. Kalaupun ada hedging terutama nilai tukar, ini cukup mahal,” tutur Wimboh.
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan ini menambahkan, fokus yang kedua yang akan ditingkatkan di pasar modal adalah penyediaan infrastruktur, khususnya digitalisasi. Dan yang ketiga untuk memperdalam pasar modal Indonesia adalah bagaimana mendorong investasi dan membangun optimisme pengusaha. []
- Baca Juga: OJK: Pendalaman Pasar Modal Harus Terus Dilakukan
- Soal Bisnis Kuliner Juara Group, OJK: Waspada Bila Investasi