Makassar, (Tagar 31/3/2019) - Jelang pemilihan presiden berita bohong atau hoaks bertebaran. Salah satu yang banyak menyebar di berbagai daerah termasuk di Makasar, Sulawesi Selatan adalah isu suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA), seringkali menerpa capres nomor urut 01 yang dituduh anti ulama dan anti Islam.
Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Erick Thohir mengimbau masyarakat Makasar untuk melawan berita hoaks yang bertebaran menjelang pemilihan presiden kali ini.
"Saat ini dihembuskan hoaks. Jika Paslon 01 menang, maka pelajaran agama Islam akan di hapuskan. Ada juga hoax akan melarang adzan dll. Itu semua adalah berita yang tidak benar," kata Erick Thohir, Minggu (31/3).
Erick Thohir juga menjelaskan, selama ini Jokowi juga kerap dibilang anak Partai Komunis Indonesia (PKI).
"Jokowi juga dituduh anti ulama, melakukan kriminalisasi terhadap ulama. Itu semua tidak benar," ujarnya.
"Ketika Jokowi dituduh anti ulama, beliau menjawabnya justru dengan memilih ulama sebagai pendampingnya. Kiai Ma'ruf Amin adalah pendiri Ponpes An Nawawi Tanara. Nama tersebut diambil dari kakek buyutnya bernama Syekh Nawawi Al Bantani, seorang ulama asal Banten yang pernah menjadi Imam Masjidil Haram." imbuh Erick.
Isu hoaks PKI, anti ulama, yang bernuansa SARA sangat kuat menyasar pemilih di kampung-kampung. Isu itu digulirkan melalui majelis taklim dan media sosial. Masyarakat Sulsel yang agamis sangat terpengaruh kuat oleh isu ini.
Ketua TKN juga menjelaskan ketika Paslon 01 diserang berbagai berita hoaks. Justru menawarkan berbagai progran bantuan sosial sangat positif di masyarakat diantaranya adalah dengan KIP kuliah, kartu sembako dan kartu pra kerja yang akan dilaksanakan tahun depan.
Selain akan mengeluarkan program kartu diatas, menurut Erick Thohir pembangunan infrastruktur juga akan terus dilanjutkan.
"Pembanguanan insfrastruktur jalan masih sangat perlu dikembangkan di wilayah Makassar sebagai solusi atas bertambahnya volume kendaraan tidak dibarengi dengan pengembangan ruas jalan sehingga mengakibatkan munculnya masalah kemacetan." pungkas Erick Thohir. []