Makassar, (Tagar 21/2/2019) - Calon wakil presiden nomor urut satu (01) Ma'ruf Amin mengungkapkan ulama bertugas mencegah atau menyempurnakan tindak tanduk manusia yang telah melenceng.
Namun, mantan Rais Aam NU itu menyayangkan sejumlah ulama yang menyampaikan dakwahnya dengan polah tak santun. Membalikkan keadaan menjaga akidah, menyerukan jamaahnya untuk bermusuhan antar sesama.
"Sekarang banyak mubalig dari kalangan almakiyun, itu ahli maki-maki. Harusnya layinan (lemah lembut)," kata Ma'ruf saat mengunjungi Rumah Zikir dan Dakwah Darul Ahsan Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (21/2).
Penyalahgunaan ayat yang tidak pada tempatnya untuk mengawal hal negatif sangat disayangkan mantan anggota Dewan Pertimbangan Presiden era SBY itu. Ma'ruf tidak menjelaskan detail siapa ulama tersebut. Namun, kepada ulama seperti itu, Ketua MUI nonaktif tersebut menyatakan stop.
"Masa ayat perang mau dipakai di negara damai. Ini yang melahirkan ekstremisme, intoleran, dan terorisme," tambahnya.
Menurut Ma'ruf, di tengah suasana hangat kontestasi Pilpres 2019, ulama sepatutnya menjadi penyejuk umat. Diikuti menangkal kabar bohong atau hoaks serta ujaran kebencian.
"Salah satunya adalah, menjaga negara dan memperbaiki umat. Tugas ulama itu sangat banyak," urai Ma'ruf.
Habib Abdurrahim Assegaf Puang Makka yang bersama Ma'ruf menambahkan, dia meminta agar umat Muslim mewaspadai maraknya kabar hoaks jelang pesta demokrasi yang bakal digelar pada April 2019. "Jadi, kepada jemaah saya, saya imbau banyak Istighfar," tandasnya.
Baca juga: Rentetan Dukungan Kiai dan Ulama Indonesia untuk Jokowi-Ma'ruf