London - Perdana Menteri Boris Johnson yang diusung Partai Konsevatif meraih mayoritas suara di parlemen. Ini memungkinkan Johson berpeluang terpilih kembali menjadi perdana menteri. Kemenangan Johson mempercepat langkah Inggris untuk keluar dari Uni Eropa atau Brexit dalam hitungan minggu.
Partai Konservatif memenangkan 364 kursi dari 650 kursi parlemen. Sementara pesaing terberat Partai Konservatif yakni Partai Buruh pimpinan Jeremy Corbyn hanya meraih 203 kursi. Partai Buruh harus kehilangan 59 kursi yang merupakan hasil terburuk sejak tahun 1935.
Partai Nasional Skotlandia (SNP) meraih 13 kursi sehingga peluang menjadi partai ketiga terbesar di Inggris pupus karena tidak bisa meraih 48 kursi sesuai persyaratan parlemen. Sedangkan Partai Demokrat Liberal memenangkan 11 kursi.
Seperti diberitakan dari Channel News Asia, Jumat, 13 Desember 2019, Dennis Skinner dari Partai Buruh yang menjadi anggota parlemen terlama harus kehilangan kursi yang sudah diraih sejak tahun 1970. Kekalahan Skinner karena ia kehilangan dukungan dari kalangan buruh tradisional yang mengalihkan pilihannya ke Johson setelah perdana menteri itu menjanjikan untuk hengkang dari Inggris (Brexit). Skinner berhasil disalip Mark Fletcher dari Partai Konservatif.

Perolehan suara di parlemen ini menunjukkan bahwa strategi Johson menembus kursi di daerah-daerah pendukung Brexit di Midland dan Inggris bagian utara berhasil. Kantung-kantung suara ini sebelumnya didominasi lawan politiknya yang tak mendukung program Brexit. Partai Konservatif juga berhasil mengambil suara di wilayah Sedgefield yang selama ini dikuasai mantan perdana menteri Tony Blair, pimpinan Partai Buruh yang paling sukses.
"Ini jelas malam yang mengecewakan bagi Partai Buruh dengan hasil yang kami dapatkan," kata pimpinan Partai Buruh, Jeremy Corbyn. Corbyn yang sudah dua kali menjadi petinggi Partai Buruh menyatakan memutuskan untuk tidak ingin dipilih lagi.
Johnson menyinggung soal kelumpuhan sistem politik di Inggris setelah lebih dari tiga tahun krisis tentang bagaimana, kapan, atau bahkan bila Inggris keluar dari Uni Eropa. Ia yang dalam pertarungan suksesi selalu membawakan slogan "Get Brexit Done" berjanji untuk mengakhiri kebuntuan dan membelanjakan lebih banyak untuk kesehatan, pendidikan, dan kepolisian.[]
Baca Juga:
- Wah, PM Inggris Ketahuan Pakai Huawei untuk Selfie
- Inggris Tetap Akan Keluar dari Uni Eropa Sesuai Jadwal