Jakarta – Pihak berwenang di India, 11 Mei 2021, mengatakan belum menentukan penyebab kematian puluhan orang yang mayatnya ditemukan mengambang dan di pinggir aliran Sungai Gangga, terutama di Uttar Pradesh.
Pejabat di negara bagian Bihar mengatakan 71 mayat ditemukan Senin, 10 Mei 2021, sementara pejabat di negara bagian tetangganya, Uttar Pradesh, mengatakan telah menemukan sekitar 100 mayat, sebagian ditemukan Selasa, 11 Mei 2021.
Gambar mayat yang mengambang di sungai memicu kemarahan dan spekulasi bahwa mereka meninggal karena Covid-19, yang melonjak di seluruh negara Asia Selatan itu dengan kecepatan yang lebih tinggi daripada di tempat-tempat lain di dunia.
Daerah aliran sepanjang Sungai Gangga di India (Foto: researchgate.net)
Beberapa pakar medis prihatin virus corona bisa menyebar melalui air sungai yang terkontaminasi.
“Meskipun tidak ada penelitian global mengenai apakah virus bisa menyebar melalui mayat di air, saya sangat yakin air sekarang tercemar,” kata Dr. Mohsin Wali. "Tidak baik lagi untuk diminum dan kalau mayat ini membusuk, akan lebih berbahaya."
Pihak berwenang melakukan otopsi namun belum bisa memastikan penyebab kematian karena mayat-mayat itu telah membusuk.
India, menurut Universitas Johns Hopkins, Selasa mencatat hampir 330.000 kasus baru dan 3.867 kematian terkait virus corona. India memiliki jumlah kasus terkonfirmasi tertinggi kedua di seluruh dunia dengan hampir 23 juta kasus dan angka kematian tertinggi ketiga dengan hampir 250.000, meskipun para ahli mengatakan angka sebenarnya hampir dipastikan jauh lebih tinggi.

Kementerian Luar Negeri India, Selasa, 11 Mei 2021, mengatakan lonjakan itu telah mendorong Perdana Menteri India, Narendra Modi, membatalkan perjalanan ke Inggris untuk menghadiri KTT G7 bulan Juni 2021.
Modi sebelumnya dikecam karena mengizinkan pertemuan besar-besaran pada festival keagamaan dan mengadakan kampanye pemilu besar-besaran selama dua bulan terakhir meskipun infeksi meningkat tajam (my/ka)/voaindonesia.com. []