Simalungun, (Tagar 3/4/2019) - Mayjen TNI (Purn) Sumiharjo Pakpahan menggelar pelatihan membatik untuk warga Siantar-Simalungun, Sabtu (30/3). Pelatihan pertama dilaksanakan di Lorong 6, Parluasan, Kecamatan Siantar Utara, Kota Siantar.
Sumiharjo Pakpahan mendatangkan lima pelatih batik profesional dari kota batik, Pekalongan, Jawa Tengah. Tenaga profesional itu masing-masing memiliki keahlihan khusus, seperti pemasaran, pelukis dan pembatik.
Kelima pelatih yakni Gus Ahmad Salahuddin, Hasan Bisri, Untung Suudi, Taufik Canting dan Novi.
Di lokasi pelatihan, kelima pelatih dengan sabar mengajarkan kepada ibu-ibu rumah tangga dan anak muda yang ikut dalam kegiatan, bagaimana proses mengukir batik dengan memoles lilin cair di garis motif yang telah disediakan.
"Namanya masih awal-awal, memang harus sabar dan teliti menerangkannya," kata Sumiharjo.
"Orang Siantar ini pekerja keras. Terutama ibu-ibu yang rutinitasnya pekerjaan rumah tangga, disela-sela waktu bisa membatik dan menambah penghasilan mereka," kata purnawiran TNI Angkatan Darat ini.
Sumiharjo bercerita tentang inisiatifnya melakukan kegiatan membatik ini. Saat masih kecil, keluarganya terbilang sangat sederhana. Pada masa kelam itu, sangat sulit untuk mengembangkan diri.
Mengingat kisah itu, Sumiharjo kemudian melakukan gerakan-gerakan dan membuat kegiatan untuk menampung ide-ide kreatif warga Pematangsiantar saat ini. Ke depannya, masyarakat yang sudah paham membuat batik dapat menjual hasil karyanya ke pasar nasional.
Mayjen TNI (Purn) Sumiharjo Pakpahan (kiri) menyapa ibu-ibu peserta pelatihan membatik di Lorong 6, Parluasan, Kecamatan Siantar Utara, kota Siantar, Sabtu (30/3/2019). (Foto: Tagar/Fernandho Pasaribu)
"Itulah dasar saya membuat kegiatan ini. Supaya jangan seperti kami dahulu yang sengsara," terangnya.
Kemudian, hasil kain batik yang selesai akan dikumpulkan dan dijual ke pasar nasional. Untuk mempermudah penjualan, dia juga akan membuat koperasi bersama untuk menampung kain batik hasil kreasi masyarakat Siantar-Simalungun.
"Tadi sudah saya imbau, paling tidak masyarakat dapat memasarkan sendiri. Tapi kalau tidak bisa, kita bantu untuk pasar. Kita kumpulkan kemudian kita jual,"terangnya.
Pada hari yang sama, setelah selesai melakukan pelatihan di Siantar, Sumiharjo Pakpahan melakukan pelatihan di Ujung Mulia Kelurahan Muara Mulia Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun, yang merupakan tempat kelahiran ayah kandungnya.
Walaupun lebih didominasi oleh kalangan ibu-ibu rumah tangga, ada yang unik ketika beberapa murid kelas 3 SD sampai dengan SMA begitu bersemangat ikut dalam pelatihan yang dilaksanakan itu.
Sumiharjo berharap, dengan didatangkannya para ahli dari Kota Batik Pekalongan itu, mampu meningkatkan geliat ekonomi kerakyatan di Kota Siantar dan Tanah Jawa.
"Saya tidak ingin ini hanya sekadar event saja, harus ada hasilnya. Harus ada anak-anak dari desa ini yang mahir membatik," tutur Sumiharjo.
Dia juga akan mengembangkan kegiatan membatik dengan cara mendukung dalam hal penyediaan bahan pewarna, dan kemudian untuk pemasaran produknya ke depan.
Sementara itu, dia juga meminta agar masyarakat yang memiliki pakaian bekas untuk tidak langsung membuangnya. Daripada tidak memiliki nilai ekonomi, pakaian itu nantinya masih bisa dibatik dan kemudian dijual kembali. []
Baca juga:
- Natal Siahaan, Berjuang Hidup dengan Satu Kaki, Berdagang Keliling Siantar
- Sri Swanti Warga Pematangsiantar, Ketika Atap Seng Rumah Bergoyang
- 406 Siswa Pematangsiantar dan Simalungun Lulus SNMPTN, Ini Datanya
- Deposito Raib, Wanita Asal Siantar Ini Minta Bantuan Hotman Paris
- Tiga Belas Pejabat dan Pensiunan Diperiksa BKD Siantar, Ini Sebabnya