Menelusuri Legenda Cinta Ashima di Hutan Batu Tiongkok

Seorang gadis cantik, Ashima, yang tetap menunggu kekasih hatinya kembali menemuinya, namun hingga akhir hayatnya tidak pernah menemukan pujaan hatinya itu.
Patung Ashima yang menjadi legenda di hutan batu di Kunming, Tiongkok. (Foto: Ant)

Udara dingin menyeruak tatkala keluar dari mobil setelah melakukan perjalanan panjang selama satu jam lebih dari ibu kota Provinsi Yunnan, Tiongkok di Kunming. Cuaca mendung mengiringi perjalanan sejak dari Kunming hingga di area hutan batu (South China Carst) yang terkenal di negeri Tirai Bambu tersebut.

Tak hanya hutan batu nan menawan itu saja yang terkenal di belahan dunia, legenda kisah cinta sejati dua anak manusia antara Ahei dan Ashima juga menjadi legenda yang menarik sebagai bumbu yang menjadikan destinasi wisata belantara hutan batu itu kian membuat penasaran wisatawan.

Hutan batu yang melegenda di Provinsi Yunnan itu ratusan juta tahun lalu merupakan lautan luas dan proses terbentuknya menjadi hutan batu diceritakan juga rumit. "Proses evolusi terbentuknya hutan batu ini membutuhkan waktu ratusan juta tahun dan rumit, bahkan terjadinya hutan batu tersebut dianggap sebagai legenda geologi," kata Ahe Liu, pemandu wisata yang mendampingi delegasi jurnalis asal Jawa Timur saat mengunjungi kawasan wisata hutan batu di Yunnan belum lama ini.

Karena keunikannya dan prosesnya yang cukup rumit mulai dari lautan yang membentang luas hingga menjadi sebuah hutan batu yang melegenda itu, kata Ahe, Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan PBB (Unesco) akhirnya menetapkan destinasi wisata hutan batu di Yunnan ini sebagai taman geologi dunia gelombang pertama sekaligus salah satu warisan dunia pada 2004.

Sebagai hasil gerak tektonik kerak bumi, tanah di daerah ini (kawasan hutan batu) terangkat perlahan-lahan sehingga lautan berubah menjadi darat, dan dataran menjadi gunung tinggi. Dalam seluruh proses itu, batu-batu cadas hutan batu terbentuk di dalam air, kemudian melalui ujian api. Gerak kerak bumi membuatnya terus meninggi, batu vulkanik di atasnya tersingkir, dan hutan batu kembali muncul. Dan, setiap bidang hutan batu terjadi di zaman geologi yang berbeda.

Mengenai geomorfologi hutan batu yang tumbuh di daerah Shilin, Yunnan itu, secara ilmiah bahwa sejalan dengan terangkatnya Dataran Tinggi Yunnan-Guizhou, Hutan Batu dengan bentuk geomorfologi karst yang unik merefleksikan sejarah evolusi bumi.

Sejak Hutan Batu dinyatakan sebagai taman geologi dunia tahun 2004, pengelola menyediakan dana 200 juta yuan untuk membenahi lingkungan dan memulihkan wajah aslinya dan dikembangkan dengan lebih ilmiah. Luas lanskap daerah pemandangan yang telah dipulihkan dengan ditanami sekitar 130.000 batang berbagai pohon, dan dilengkapi papan petunjuk jalan dalam Bahasa Mandarin, Inggris, Perancis, Jepang dan Korea.

Hutan batu di Yunnan tersebut meliputi sejumlah titik lokasi yang berbeda, namun masih dalam satu area. gugusan batu menjulang tinggi antara satu lokasi dengan lokasi lainnya berbeda, bahkan ada yang seperti hanya menempel di dinding batu lainnya sehingga memunculkan pemandangan yang 'mengerikan' ketika wisatawan berada di bawah gumpalan batu yang terhubung dengan sekedarnya dan mengkhawatirkan.

Menurut cerita yang dituturkan Ahe, siapapun yang melewati batu yang terlihat seperti menempel sekedarnya di batu lainnya itu, jika orang yang melewati di bawahnya itu berhati baik dan tidak memiliki sifat iri dengki, pasti tidak akan mengalami hal yang buruk, meski di bawah batu itu bergerak keras. Namun, sebaliknya, jika yang melewati itu berhati tidak baik, pasti akan terjadi sesuatu pada saat itu juga.

"Kalau pengunjung yang melewati batu yang terhubung sekedarnya dan menjulang di atas kepala kita ini memiliki sifat yang baik, tidak akan terjadi apa-apa, tapi kalau sebaliknya pada saat itu juga akan terjadi hal-hal yang tidak diharapkan," urai Ahe.

Kawasan hutan batu yang luasnya mencapai 1.500 kilometer persegi itu tidak hanya bisa dilihat dari lokasi per lokasi (titik) saja, tapi juga bisa dinikmati dari atas bukit batu yang bisa ditempuh dengan ketinggian sekitar 100 tangga tersebut.

Jika dilihat dari atas bukit batu, hamparan batu-batu menjulang tinggi terlihat jelas dan terlihat begitu indah, lekak lekuk bebatuan yang terhampar luas seolah membawa pengunjung ke suasana berabad-abad yang lalu. "Anda semua beruntung, pada hari ini tidak terlalu padat pengunjung dan cuaca juga bersahabat, sehingga bisa menikmati dengan santai pemandangan alam yang menakjubkan ini dari atas bukit paling tinggi di kawasan hutan batu," kata Ahe.

Legenda Patung Ashima

Setelah puas menikmati pemandangan hutan batu yang menjulang dari atas bukit, pengunjung masih bisa menikmati titik-titik lokasi lain yang bisa disinggahi dan dinikmati, termasuk lokasi di mana patung batu yang menggambarkan seorang gadis cantik, Ashima, yang tetap menunggu kekasih hatinya kembali menemuinya, namun hingga akhir hayatnya tidak pernah menemukan pujaan hatinya itu.

Patung Ashima yang berada di antara belantara hutan batu di Yunnan, Tiongkok Barat merupakan salah satu destinasi wisata yang paling menonjol dan digemari, bahkan menjadi daya tarik khusus dari hutan batu yang ada di Provinsi Yunnan. Yang membuat Patung Ashima menarik untuk dilihat adalah pemandangan yang disuguhkan.

Selain itu, sejarah patung Ashima menambah manis hutan batu yang ada di provinsi Yunnan ini. Patung Ashima, pada zaman dahulu merupakan kisah legenda dari etnis minoritas sani yang merupakan cabang dari etnis Yi.

Kisah patung Ashima bermula ketika pada zaman dahulu seorang gadis cantik bernama Ashima yang merupakan salah satu gadis dari suku Sani mencintai seorang pria bernama Ahei. Keduanya (Ashima dan Ahei) akhirnya menjalin cinta.

Ashima merupakan gadis etnis Sani yang sangat cantik dan baik hati, sehingga membuat banyak laki-laki menyukainya, begitu pula dengan laki-laki bernama Azhi. Azhi merupakan anak dari pejabat setempat dan meminta Ashima untuk menikah dengannya. Namun, cintanya ditolak oleh Ashima karena Ashima hanya mencintai Ahei seorang.

Namun, Azhi tak pantang menyerah untuk mendapatkan hati Ashima dengan terus mengejar gadis pujaannya itu. Ashima tentunya ingin menghindari dan menjauh dari kejaran Azhi. Untuk menghindari Azhi, Ashima dan Ahei bersama-sama berlari dan bersembunyi ke arah hutan batu.

Bersembunyi di hutan batu membuat Azhi tidak menemukan keduanya terutama Ashima. Azhi sangat ingin menemukan Ashima sehingga dia berencana untuk menangkap Ashima dengan menghanyutkan hutan batu ini ke dalam air dan rencana tersebut dilakukan oleh Azhi. Azhi mengaliri hutan batu tersebut dengan air danau. Setelah air yang digunakan untuk menggenangi hutan tersebut surut, Ashima telah berubah menjadi patung yang kini dikenal dengan Patung Ashima.

Karena sudah berubah menjadi patung, Azhi tidak bisa mendapatkan cinta dari Ashima dan kekasih Ashima, Ahei pun selalu merindukan kekasih hatinya tersebut karena tidak bisa bersama. Setiap kali Ahei merindukan Ashima, Ahei mengunjungi patung Ashima dan berbicara kepada patung Ashima untuk mengobati rasa cinta dan rindu yang membuncah tersebut.

Kerinduan Ahei terhadap Ashima yang dicurahkan di hutan batu itu di dibalas berupa gema yang lembut seolah merespon apa yang dikatakan oleh Ahei. Suara gema yang selalu hadir setiap kunjungan Ahei membuatnya yakin akan cintanya tetap abadi dan hanya untuk Ashima seorang membuat Ahei tetap menjaga cintanya hanya untuk Ashima seorang.

Legenda Ashima yang berada di antara gugusan batu-batu menjulang di Kunming, Yunnan itu saat ini menjadi salah satu warisan dunia. Dan, di Yunnan sendiri ada lima lokasi serupa, namun yang paling terkenal dan menyimpan legenda cinta abadi kisah anak manusia hanya ada di Kunming. (Fet/Ant/Endang Sukarelawati)

Berita terkait