Jakarta - Sebelum Didi Kempot terkenal di blantika musik Tanah Air, dia memulai kariernya dari penyanyi jalanan, mengamen dari satu tempat ke tempat lainnya. Setelah terkenal kini dia mendapat julukan The Godfather of Broken Heart.
Nama Kempot yang tersemat pada nama Didi Kempot erat kaitannya dalam perjalanan karier musiknya.
"Sebelum saya masuk ke dunia rekaman, saya sempat jadi penyanyi jalanan alias Kempot, Kelompok Penyanyi Trotoar," ujar Didi Kempot, dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (10/3/2020), dikutip dari Antara.
Ketua BNN Komjen Pol Heru Winarko (kiri) menyaksikan penyanyi Didi Kempot (kanan) memakai kacamata yang diberikan oleh BNN seusai pengukuhan Relawan Antinarkoba di Kantor BNN, Cawang, Jakarta, Jumat 14 Februari 2020. Badan Narkotika Nasional (BNN) mengukuhkan Didi Kempot sebagai Relawan Antinarkoba sebagai upaya pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan narkoba. (Foto: Antara/Aprillio Akbar)
Keluarga Seniman
Maestro campursari ini lahir dari keluarga seniman. Sang ayah adalah Ranto Edi Gudel pemain ketoprak di Jawa Tengah. Ibunya Umiyati Siti Nurjanah, penyanyi tradisional di Ngawi. Kakaknya adalah Mamiek Prakoso, pelawak yang kesohor lewat grup lawak Srimulat.
"Saya berseni mungkin karena hidup ke kehidupan seniman tradisional," ujar Didi.
Dia meyakini jalan yang dipilih bisa menghidupinya setelah berkaca dari apa yang dia rasakan sendiri. Kalau kakaknya mengambil jalur lawak, Didi meneruskan apa yang telah dilakoni sang ibu dan membanggakan kedua orang tuanya.
Tenar di Suriname
Nama Didi Kempot terkenal di negara Suriname dan Belanda, bahkan dia beberapa kali memenangi anugerah musik nasional di Suriname. Lagu Cidro menjadi awal kepopulerannya di negara Amerika Selatan bekas jajahan Belanda itu.
"Saya nyanyi ada satu lagu Jawa judulnya Cidro, di Indonesia kurang terkenal, ternyata ada turis Suriname di Indonesia, domisili di Belanda, lagu itu lalu diputar di radio Amsterdam, lagunya digemari sekali," kata Didi Kempot.
Belasan kali menyanyi di negeri itu, pria bernama lengkap Dionisius Prasetyo ini bolak-balik ke Suriname untuk manggung. Komunitas Jawa di Suriname mencapai 15 persen dari total populasi di negara tersebut.
Menurut Soewarto Moestadja, yang menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri Suriname pada 2013, musik Didi Kempot tidak hanya populer di komunitas Jawa, melainkan orang-orang Suriname yang memang penggemar musik campur sari serta keroncong.
Soewarto tidak menyangka mantan pengamen jalanan itu bisa diterima oleh pendengar di Eropa dan Amerika Selatan. Namun yang lebih membanggakan bagi Didi adalah kini dia bisa menggelar konser akbar di kampung halamannya sendiri.

Konser
Didi yang mendapat julukan The Godfather of Broken Heart akan menggelar konser akbar peringatan 30 tahun berkarya bertajuk “Ambyar Tak Jogeti” di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta pada 10 Juli 2020.
"Konser ini paling membanggakan, di negara saya sendiri. Itu membanggakan karena ternyata Indonesia masih bisa menerima dan menghargai tembang-tembang Indonesia," ujar Didi Kempot.
Didi Kempot bakal tampil bersama dua penyanyi lain, yaitu Victor Hutabarat dan Yopie Latul yang dikenal lewat lagu "Poco-Poco".
Harga tiket dibanderol mulai dari Rp 100.000 hingga Rp 500.000.[]