Jakarta- Ke Turki tanpa mengunjungi Hagia Sophia dan Masjid Biru (Blue Mosque) adalah kunjungan tak lengkap. Inilah dua ikon bangunan paling bersejarah, tak hanya di negara itu, juga di dunia. Bangunan yang menunjukkan kekuasaan sekaligus kebesaran para penguasa negeri itu pada zamannya.
Pekan-pekan ini, dunia dikejutkan dengan putusan Pengadilan Turki pada 10 Juli 2020 lalu yang menyatakan Hagia Sophia kini difungsikan menjadi masjid. Keputusan ini mengubah keputusan Presiden Turki, Mustafa Kemal Ataturk yang menetapkan Hagia Sophia menjadi museum pada 1923 –seiring perubahan kekuasaan di negeri itu menjadi republik setelah luluh lantak karena terlibat Perang Dunia I.
Hagia Sophia sendiri awal mulanya adalah gereja –dengan nama latin Sancta Sophia. Bangunan indah ini didirikan pada 532-537 atas perintah Kaisar Romawi Timur, Yustinianus I, oleh dua arsitektur termasyur Yunani pada eranya, Isidore dan Anthemius. Selama sekitar seribu tahun, bangunan gereja orthodok Hagia Sophia menjadi bangunan gereja terbesar di muka bumi sampai kemudian diresmikannya Katedral Sevilla pada 1520. Jika kita ke Turki, kita bisa melihat bagaimana setiap hari ribuan turis dari manca negara antre untuk menikmati Hagia Sophia –menikmati dan membayangkan sebuah emperium yang luar biasa –juga perebutan kekuasaan pada eranya.
Hagia Sophia di Istanbul, Turki. (Foto: Tagar/LR.Baskoro)
Fungsi Hagia Sophia berubah setelah panglima perang terkemuka Islam, Sultan Mehmed II, yang saat itu berusia 21 tahun, menyerbu dan menaklukkan kerajaan Romawi Timur --penguasa Hagia Sophia- dengan pusat pemerintahannnya di Konstantinopel, pada 1453.
Mehmed II yang kemudian mendapat gelar Al-Fatih yang berarti “sang penakluk”, kemudian mengubah fungsi gereja ini sebagai masjid. Kisah penaklukan Kosntantiponel itu kini bisa dilihat di Museum Panorama 1453, melalui teknologi multimedia yang mengagumkan di pucuk museum itu.
Al-Fatih kemudian membangun dua menara di sisi Hagia Sophia dan memasukkan kaligrafi ke Hagia Sophia bersanding dengan simbol-simbol kristen. Konstantinopel kemudian berganti menjadi Istanbul.
Baca: Museum Panorama Al-Fatih di Istanbul yang Memikat
Kendati merebut Konstantinopel, Sultan Fatih tak menghancurkan Hagia Sophia. Bangunan setinggi 55 meter ini hanya diubah fungsinya menjadi masjid. Fatih juga tak meluluhlantakkan simbol-simbol kristen di dalam Hagia Sophia. Tetap dipertahakan, termasik ornamen-ornamen yang menggambarkan orang-orang suci agama Kristen. Sekitar 200-an meter dari Hagia Sophia, di batasi taman dengan air mancur yang indah. Sultan Fatih membangun masjid yang tak kalah besarnya dengan Hagia Sophia: Blue Mosque alias Masjid Biru. Sekitar dua tahun silam, saat penulis ke sana, baik Hagia Sophia maupun Masjid Biru dipenuhi pengunjung.

Hagia Sophia dan Masjid Biru terletak di daerah Atmeydani, Istanbul, yang dulu pusat kerajaan Romawi Timur -yang di eranya kekuasaannya membentang dari Afrika hingga Eropa.
Karena itulah, mengunjungi Turki tidaklah lengkap tanpa menginjakkan kaki di daerah ini, menikmati Hagia Sophia -dan jika Anda muslim- salat di Masjid Biru yang arsitektur dan desain di dalam ruanganya, tak kalah indah dengan Hagia Sophia.(LR. Baskoro).