Jakarta - Masjid Agung Tanara merupakan masjid tertua di Banten, yang dibangun oleh Sultan Maulana Hasanuddin, sejak berkuasa pada 1552 hingga 1570.
Kepopuleran masjid ini melambung, ketika diketahui oleh salah satu tokoh Islam bernama Syekh Nawawi Al Jawi Al Bantani, yang lahir di daerah tersebut tahun 1813.
Masjid ini kemudian dibangun dengan konstruksi seperti ini sejak 1828.
Berdasarkan kesaksian penjaga masjid, Siradj, Masjid Agung Tanara kemudian dibangun kembali pada 1828.
"Masjid ini kemudian dibangun dengan konstruksi seperti ini sejak 1828. Lalu kemudian diteruskan masyarakat dan keturunan Syech Nawawi sampai sekarang," ujar Siradj kepada Tagar, Kamis, 3 Oktober 2019.
Secara letak masjid dan sumur, kata dia sudah ada sejak 1828 itu.
Tagar diberi kesempatan mengunjungi mesjid tersebut. Namun, sebelum sampai ke lokasi, para pengunjung akan menyusuri jalan beton yang membentang di tengah sawah di daerah pesisir utara Provinsi Banten.
Memasuki pelataran masjid, pengunjung akan melihat beberapa bangunan sekolah dan pondok pesantren, yaitu Pondok Pesantren An Nawawi Tanara, yang diasuh Wakil Presiden Indonesia terpilih, KH Ma'ruf Amin.
Selain itu, ada pula sejumlah konstruksi bangunan yang belum selesai, seperti menara, plaza, taman, dan sistem drainase, yang saat ini dikerjakan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Masuk ke dalam masjid, pengunjung akan memasuki bagian teras yang berada di sebelah kiri dan kanan. Sementara, pada bagian tengah terdapat sumur mata air yang sudah ada bersamaan dengan pembangunan masjid.
Siradj menuturkan awalnya sumur tersebut digunakan jamaah sebagai tempat wudhu. Namun, seiring berjalannya waktu, fungsi sumur tersebut akhirnya menjadi tempat membasuh diri bagi pengunjung atau jemaah yang datang.
Pada bagian batas suci masjid, pengunjung akan mendapati pintu masjid yang berukuran kecil. Siradj bercerita ukuran pintunya itu tidak pernah diubah sejak masjid pertama kali dibangun.
Bukan hanya pintunya saja berukuran kecil, tetapi hingga ukuran bagian imam masjid juga sama.
Kata dia, tidak ada bagian konstruksi masjid yang diubah. Tetapi, adapun perubahan yang dilakukan oleh keturunan Syekh Nawawi hanya pada bagian pembangunan teras, instalasi keramik, ruang wudhu, dan pemasangan kipas angin.
Masjid Agung Tanara tersebut diyakini penjaga masjid sebagai masjid tertua di Banten. Hal itu karena Sultan Maulana Hasanuddin telah membangunnya lebih dulu daripada Masjid Agung Banten yang berada di Kota Serang, sekitar 30 kilometer dari Masjid Agung Tanara.
Masjid tersebut selalu ramai dikunjungi oleh masyarakat pada momen hari besar keagamaan. Bahkan, kunjungan masyarakat ke Masjid Agung Tanara melonjak sangat besar saat peringatan haul Syekh Nawawi Al Jawi Al Bantani yang diperingati setiap Jumat terakhir bulan Syawal.
Saat ini, pembangunan pelataran masjid yang dilakukan Kementerian PUPR ditujukan agar kenyamanan ibadah dan kunjungan wisata religi Masjid Agung Tanara meningkat.
Bupati Serang Ratu Tati Chasanah juga berencana akan menjadikan masjid tersebut sebagai pusat studi dan dakwah ilmu agama Islam.
Bagian teras masjid yang menjadi pintu masuk. (Foto: Tagar/Deddy Hutapea)
Bedug yang berada di teras sisi kiri masjid. (Foto: Tagar/Deddy Hutapea)
Bagian dalam mesjid Syekh Nawawi Al Jawi Al Bantani. (Foto: Tagar/Deddy Hutapea)
Baca juga:
- Kementerian PUPR Bangun Pelataran Mesjid Agung Tanara
- Membersihkan Mesjid dari Kotoran Politik Ala Nahdlatul Ulama