Jakarta - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi (Marves), Luhut B. Pandjaitan sedang menggelorakan program bertajuk Indonesia Spice Up The World. Program untuk menggaungkan kekayaan rempah dan bumbu tradisional warisan nenek moyang tersebut dilakukan lewat kerja sama lintas sektor kementerian dan lembaga.
“Tujuan utamanya adalah meningkatkan pertumbuhan ekspor pangan olahan, terutama bumbu melalui pemanfaatan rantai produksi global serta perluasan target pasar,” tutur Menko Luhut saat memimpin Rapat Koordinasi Indonesia Spice Up The World secara virtual, Jumat, 28 Mei 2021.
Menko Luhut menegaskan, program ini dicanangkan atas keprihatinan terkait kurang dikenalnya bumbu asli Indonesia padahal memiliki cita rasa yang khas dan potensi yang tinggi. Dilihat dari pemenuhan pasar mancanegara, menurut Menko Luhut, Indonesia hanya mampu memenuhi 0,67% kebutuhan bumbu di Afrika dan sekitar 3,87% kebutuhan di Australia.
“Indonesia perlu mendorong peningkatan produk bumbu masakan dan restoran sebagai etalase kuliner Indonesia di luar negeri,” tandasnya.
Sementara dukungan dari Kementerian Perdagangan atas program ini terlihat dengan penunjukan Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional sebagai penanggung jawab.
Mendag Muhammad Lutfi. (Foto:Tagar/Setpres)
“Kami di Kementerian Perdagangan saat ini tengah membuat pemetaan terkait rantai perdagangan bumbu dan rempah ini, khususnya untuk wilayah Afrika. Terkait dengan peluncuran Indonesia Spice Up The World di World Expo di Dubai mendatang, kami akan terus berkoordinasi dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif,” ungkap Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi.
Lebih lanjut, Menko Luhut juga menyampaikan arahannya agar Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (GAPMMI) dapat turut mendukung kesuksesan peluncuran tersebut di Dubai.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang, turut menyampaikan dukungannya untuk kesuksesan Indonesia Spice Up The World.
“Kita semua menyadari bahwa masih banyak sekali ruang yang belum optimal. Kami akan turut menyiapkan produk-produknya termasuk juga melakukan kampanye agar bumbu Indonesia semakin mendunia,” tegas Menteri Agus.
Tujuan utamanya adalah meningkatkan pertumbuhan ekspor pangan olahan, terutama bumbu melalui pemanfaatan rantai produksi global serta perluasan target pasar.
Menteri Agus menerangkan, Kemenperin selama ini terus mendorong sentra penghasil rempah untuk dapat meningkatkan nilai tambah komoditas rempah. Pihaknya juga telah meningkatkan sistem keamanan pangan melalui sertifikasi yang dapat meningkatkan daya saing pelaku industri rempah Indonesia.

“Kemendag, Kemenperin, BPOM, GAPMMI, dan pengusaha dapat melakukan rapat koordinasi dan sosialisasi sebagai tindak lanjut untuk penyamaan persepsi,” tegas Menko Luhut.
“Saya kan juga baru pulang dari Korea Selatan, mereka itu produksi untuk rotinya produksi gandum sendiri, jadi yang mereka ekspor sama yang mereka konsumsi dalam negeri sudah dibedakan,” sambungnya.[]