Jakarta - Penangkapan Menteri Sosial Juliari Batubara serta Menteri Kelautan dan Perikanan (KP) Edhy Prabowo oleh Komisi Pemberantasan Korupsi, mendapat kecaman dari berbagai kalangan.
Tak terkecuali Anggota Komisi IX DPR Netty Prasetiyani Aher. Selain prihatin dan menyesalkan peristiwa ini, dia juga mengatakan tindakan yang dilakukan Juliari dan Edhy telah melukai hati rakyat.
Netty berharap Presiden Joko Widodo atau Jokowi memberikan perhatian kepada keluarga para pejabat. Menurutnya, langkah itu mampu untuk mencegah perilaku korup semakin bertumbuh.
Jangan mendiamkan atau malah ikut menikmati uang haram korupsi. Pada akhirnya perilaku korupsi itu akan berdampak pada kekacauan keluarga
"Bagaimana rakyat tidak marah dan terluka hatinya jika dana bansos untuk jelata pun dikorupsi juga," kata Netty dikutip Tagar dari keterangannya, Kamis, 10 Desember 2020.
Dia menilai, tindak pidana korupsi yang dilakukan dua menteri tersebut harus menjadi perhatian dan bahan evaluasi Presiden Joko Widodo (Jokowi) terhadap kinerja Kabinet Indonesia Maju.
"Dalam waktu berdekatan, dua menteri ditangkap KPK. Pemerintah harus mengevaluasi kinerja kabinet, termasuk program revolusi mental yang selama ini didengungkan. Rakyat membutuhkan role model perilaku anti korupsi dari kalangan pejabat," ujarnya.
Edhy Prabowo (tengah, pakai rompi oranye). (Foto: Tagar/JPNN)
"Bagaimana rakyat mau percaya bahwa ada perubahan perilaku dalam mengelola negara jika korupsi masih terus merajalela?" ucap Netty menambahkan.
Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini kemudian mendorong pemerintah untuk memikirkan formulasi terobosan dalam memberantas korupsi di Tanah Air.
"Perlu ada formulasi terobosan untuk hentikan korupsi. Revolusi mental jangan hanya jadi jargon dan proyek, tapi harus benar-benar menjadi game changer yang membuat Indonesia zero korupsi," katanya.
Dia berpandangan, salah satu terobosan yang dinilai mampu untuk mencegah korupsi adalah menjadikan keluarga sebagai institusi pertama yang memutus perilaku korup.
"Keluarga harus menjadi lingkaran terdepan yang mencegah terjadinya perilaku korupsi, jangan sampai malah mendorong terjadinya tindakan koruptif. Anggota keluarga, terutama suami atau istri pejabat, harus mewaspadai setiap aliran uang yang masuk ke keluarga," tuturnya.
"Jangan mendiamkan atau malah ikut menikmati uang haram korupsi. Pada akhirnya perilaku korupsi itu akan berdampak pada kekacauan keluarga," sambung Netty.
Terakhir, dia mengingatkan bahwa sudah seharusnya semua pihak memberi perhatian besar kepada keluarga. Institusi sosial terkecil ini, katanya, memiliki peranan penting dalam membentuk dan memengaruhi pola pikir dan tindakan seseorang.
- Baca juga: Mensos Korupsi Bansos, Pengamat: Kemungkinan Ada Permainan Elite
- Baca juga: Usulkan TGPF Soal Laskar FPI, PKS Juga Ingatkan Korupsi Mensos
"Jika keluarga itu baik, maka akan menjadi tempat penyemaian nilai-nilai kebaikan, melahirkan pribadi yang bertanggung jawab, peduli, tidak merampas hak orang lain dan tentu saja anti korupsi. Oleh karena itu, negara harus menjamin dan memberi perlindungan agar semua keluarga di Indonesia dapat tumbuh kembang secara optimal dan memiliki ketahanan terhadap kerentanan," ucap Netty.[]